Jakarta (ANTARA News) - RI dan Afsel sepakat memfasilitasi pembentukan Indonesia-South Africa Business Forum sebagai wadah untuk saling tukar informasi mengenai potensi bisnis kedua negara. Departemen Perdagangan dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Sabtu, menyatakan, kesepakatan tersebut tertuang dalam Joint Trade Committee (JTC) yang ditandatangani oleh Mendag RI Mari Elka Pangestu dan Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan, Mandisi Bogani Mabuto Mpahlwa di Pretoria, pada Selasa (23/5). "Masalah klasik yang dihadapi kedua negara adalah masih banyaknya pengusaha dan masyarakat yang belum mengenal produk dan pangsa pasar yang dimiliki oleh Indonesia dan Afsel. Padahal potensi kedua negara sangat besar dan keduanya dapat saling menunjang," kata Mendag, Mari Pangestu di Johanessburg, Afrika Selatan. "Oleh karena itu, saya dan Menteri Mpahlwa sepakat membentuk sebuah `Indonesia-South Africa Business Forum` yang akan bertemu secara reguler. Kita juga akan membentuk `liaison committee` untuk memudahkan komunikasi antar pelaku bisnis," katanya menambahkan. Dalam JTC itu juga disepakati beberapa isu mengenai peluang kerjasama, hambatan perdagangan, dan upaya memfasilitasi kelancaran perdagangan dan investasi kedua negara yang akan diadakan secara reguler. Beberapa hasil penting JTC, antara lain upaya meningkatkan promosi perdagangan dan investasi antara Afrika Selatan dan Indonesia. Kedua negara juga sepakat untuk menerjemahkan New Asia Africa Strategic Partnerships (NAASP) ke dalam kerjasama konkrit untuk meningkatkan perdagangan dan investasi secara reguler dan intensif. Di bidang sektoral dan industrial, kedua negara juga sepakat mendorong bank komersil masing-masing untuk membuat perjanjian untuk meningkatkan perdagangan dan jasa keuangan. Pihak Afsel meminta agar kiranya diadakan kerjasama antara Small Enterprise Developmen Agency (SEDA) - Depdag Afsel dengan Kementerian UKM dan Koperasi Indonesia. "Pihak Afsel ingin belajar dari UKM Indonesia, mengingat UKM kita cukup maju. Saya mengatakan bahwa UKM Indonesia siap untuk memasok barang-barang kerajinan dan suvenir untuk dijual pada kejuaraan Piala Dunia 2010," tambah Mendag. Sebelum JTC, Mendag Mari Pangestu dan Mendag Mpahlwa juga mengadakan pertemuan bilateral yang membahas mengenai peningkatan kerjasama bilateral dalam kerangka kerjasama regional. Kedua pihak sepakat untuk mencari peluang kemungkinan kerjasama antar regional karena akan menguntungkan bagi Indonesia yang ingin memasuki pasar Afrika bagian Selatan, dan bagi Afrika Selatan untuk memasuki pasar ASEAN. Dalam isu multilateral, kedua mendag sepakat bahwa putaran Doha Development Agenda (DDA) harus diselesaikan pada akhir Juli 2006 dan aspek pembangunan harus menjadi bagian terpentng dari putaran tersebut. Mendag RI menyampaikan bahwa selaku ketua G-33, Indonesia berharap Afasel akan senantiasa mendukung upaya G-33 dalam memperjuangkan Special Product (SP) dan Special Safeguard Measure (SSM). Hal itu disambut baik Mendag Afsel karena menyadari betapa pentingnya pertanian bagi negara berkembang terutama dalam pengembangan kemiskinan pembangunan pedesaan dan ketahanan pangan. Dalam pertemuan delegasi Indonesia dengan pengusaha Afsel, terjadi kontak bisnis yang memiliki prospek untuk berlanjut menjadi hubungan dagang, antara lain permintaan CPO untuk keperluan biodiesel di Afsel. "Afsel membutuhkan pasokan sekitar 120 ribu ton/tahun atau sekitar 10 ribu ton/bulan dan akan meningkat menjadi 25 ribu ton/bulan untuk pengembangan biodiesel. Tekstil dan produk tekstil juga memiliki potensi besar, terutama dengan semakin populernya Batik," jelasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006