Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan keterbatasan anggaran bukan alasan untuk bekerja maksimal dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

"Doktrin saya di internal, jangan karena masalah anggaran kita menyerah," kata Benny dalam saat Pelepasan 376 PMI Program G to G Korea Selatan dan Jerman Preliminary Education di Jakarta, Senin.

Benny berjanji akan terus berjuang menyukseskan program-program PMI meski dengan keterbatasan anggaran hingga rela "ngemis" dana tanggung jawab sosial (CSR) dari perusahaan BUMN.

Bahkan, Benny mengaku anggaran perjalanan dinas ke luar negeri yang dimilikinya rela dikosongkannya selama 3 tahun untuk menyukseskan program PMI.

"Kami akan lalukan terbaik, pengabdian totalitas. Kepala BP2MI enggak ke mana-mana karena anggaran (ke luar negeri) sengaja saya kosongkan. Saya lebih prioritaskan untuk program PMI," katanya menegaskan.

Dikatakan pula bahwa anggaran ideal institusi yang dipimpinannya berkisar Rp800 miliar per tahun.

"Kami tidak muluk-muluk, idealnya Rp800 miliar," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa anggaran itu sudah sangat membantu untuk melahirkan banyak program dan kebijakan yang dapat dilaksanakan terkait dengan PMI.

Anggaran itu, kata dia, untuk mempermudah penempatan PMI, memperkuat pelayanan, penyediaan fasilitas, memberikan perlakuan hormat kepada para pahlawan devisa hingga menambah angka penempatan dengan peluang kerja yang sangat terbuka di luar negeri.

"Saat ini anggaran BP2MI sebesar Rp300 miliar," ungkapnya.

Baca juga: BP2MI rekomendasikan warga ke luar negeri wajib miliki tiket pulang
Baca juga: Kepala BP2MI lepas 249 pekerja migran ke Korea Selatan

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023