Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) siap membantu program rehabilitasi dan rekonstruksi Daerah Istimewa Yogyakarta setelah terjadinya gempa bumi di daerah tersebut pada 27 Mei 2006, namun ADB belum menentukan besarnya jumlah dana yang dialokasikan serta bentuk penyalurannya, apakah hibah atau pinjaman lunak. "Kami akan segera memutuskan jumlah bantuan tersebut," kata Dirjen Mekong ADB Rajat Nag kepada pers usai menemui Wapres Jusuf Kalla di kediamannya, Minggu siang, untuk membicarakan bantuan yang bisa diberikan bank yang berpusat di Manila, Filipina tersebut. Selain bantuan bagi program rehabilitasi dan rekonstruksi, ADB juga telah menyatakan kesediaanya untuk memberikan bantuan darurat guna membantu para korban gempa bumi tersebut. Gempa berkekuatan 5,9 SR yang menghantam Provinsi DI Yogyakarta tersebut telah mengakibatkan lebih dari 3000 orang meninggal, ribuan lainnya luka berat dan ringan serta menimbulkan kerusakan sejumlah fasilitas umum. Rajat Nag mengatakan bahwa dalam pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla tersebut, ia menyampaikan rasa dukacita dan belasungkawa seluruh jajaran ADB kepada rakyat dan pemerintah Indonesia akibat bencana alam tersebut. "Kami belum memutuskan apakah bantuan itu diberikan dalam bentuk hibah/grant atau pinjaman lunak," katanya sambil mengatakan bahwa dirinya akan segera melaporkan masalah ini kepada pimpinan ADB di Manila. Rajat Nag dikirim khusus pimpinan ADB untuk membicarakan bantuan yang bisa diberikan bank ini kepada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Sementara itu, Wapres Kalla mengharapkan bantuan ADB tersebut nantinya akan diprioritaskan untuk pembangunan kembali berbagai prasarana fisik dan diharapkan dalam dua bulan mendatang sudah bisa diputuskan rincian bantuan ADB tersebut.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006