Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah pihaknya lamban ikut menangani korban gempa tektonik berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) yang mengguncang DI Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu (27/5) pagi. "Tidak benar jika TNI lamban, karena sejak Sabtu (28/5) siang, jajaran TNI disiagakan untuk diberangkatkan ke lokasi bencana," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan, kerusakan yang ditimbulkan guncangan gempa di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng) cukup besar dan tersebar sehingga belum semua bisa djangkau oleh TNI. "Tetapi bukan berarti kita lamban. Sabtu siang TNI sudah mengerahkan satuan-satuannya terutama di wilayah Kodam IV/ Diponegoro, sesuai perintah Panglima TNI," ujar Sunarto. Ia mengemukakan, di lapangan sesaat setelah gempa mengguncang Yogyakarta dan Jateng, TNI langsung mengerahkan personil dari Batalyon 412/Kostrad, Batalyon Infanteri 413/Kostrad sebanyak satu SSK, Mabrigif 6/Kostrad dua SST dan satu SSK Zeni Tempur 4. Selain itu, TNI juga mengerahkan satu loader, tiga truk, dan satu eskavator dari Kodam IV/Diponegoro dan 10 ambulans, satu unit alat bedah lapangan, dari unsur Perbekalan dan Angkutan (Bekang). "Satuan Bekang juga mengerahkan 55 personilnya, yang dilengkapi dengan dua set dapur lapangan, dua set tenda peleton plus satu SSK Grup Kopassus dan satu SSK dari Pangkalan Angkatan Laut Yogya," tutur Sunarto. Tidak itu saja, TNI pada Sabtu siang juga langsung menerjunkan 53 personil Satuan Tugas Kesehatan TNI, beserta enam unit alat kesehatan untuk membangun rumah sakit lapangan di Yogyakarta. TNI juga menyiagakan lima pesawat C-130 Hercules yang tiga di antaranya disigakan Pangkalan Udara Adi Sucipto, Yogyakarta. Bahkan, lanjut Sunarto, Mabes TNI juga menerjunkan tiga SSK Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) dari Surabaya, Karbol Akademi Angkatan Udara (AAU) dan 27 personil kesehatan dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Surabaya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006