Klaten (ANTARA News) - Ribuan korban gempa bumi yang tidur di pinggir-pinggir jalan dengan atap tenda seadanya di daerah Klaten selama dua hari diguyur hujan lebat, sehingga rentan terkena penyakit. Sumanto warga Dukuh Slegrangan Barat, Kelurahan Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Minggu, mengatakan, di dukuhnya ada 200 kepala keluarga, namun hampir 90 persen rumahnya roboh total, sehingga warga terpaksa tidur di tenda-tenda seadanya di pinggir-pinggir jalan atau di kebun-kebun yang dipandang aman. "Kami tidur di tempat terbuka seperti ini sudah berlangsung dua malam belum makan apa-apa, sedangkan bantuan dari pemerintah hingga kini belum datang," katanya. Ia mengatakan, jika kondisinya terus seperti ini warga tidak akan kuat, terutama anak-anak balita, karena rentan terkena penyakit. "Warga yang tinggal di dukuh kami sama sekali belum mendapat bantuan dari pemerintah, memang tidak ada atau belum ada kami kini tengah bertanya-tanya," kata Lasimin warga Dukuh Tangkisan, Kelurahan Tawangsan, Kecamatan Gantiwarno. Menyinggung kebutuhan makan sehari-hari setelah terjadi gempa Sabtu (27/5), ia mengatakan sementara ini hanya mengandalkan belas kasihan dari saudara yang datang. "Warga sebenarnya juga punya persediaan beras tetapi tertimbun reruntuhan rumah dan tidak berani mengambil, tetapi sekarang ini terkena air hujan masih enak dimakan atau tidak, saya tak tahu," katanya. Nasib serupa dialami sekitar 700 kepala keluarga yang tinggal di daerah Kelurahan Kerten, Kecamatan Gantiwarno, karena hampir 90 persen rumah rata dengan tanah, kata Sukarno warga Dukuh Gedongan, Kelurahan Kerten. Ia mengatakan, akibat gempa sembilan warga meninggal dunia, namun semuanya telah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Sabtu (27/5). Sementara itu data sementara dari Posko Bencana Alam Gempa Bumi Kabupaten Klaten, Minggu (28/5) sampai pukul 18.15 WIB, korban meninggal dunia 853 jiwa, luka-luka 1.003 orang, rumah roboh milik warga 12.874 rumah, rusak berat 5.329 rumah, rusak ringan 7.299 rumah, dan bangunan milik pemerintah roboh satu bangunan, 22 rusak berat, dan 111 rusak ringan 111. Korban yang meninggal berasal dari Kecamatan Gantiwarno 261 jiwa, Prambanan 162 jiwa, Jogonalan 20 jiwa, Wedi 188 jiwa, Trucuk 20 jiwa, Cawas 24 jiwa, Pedan empat jiwa, Karangdowo delan jiwa, Ceper empat jiwa, Kebonarum lima jiwa, Klaten Selatan empat jiwa, Klaten Tengah satu jiwa, Bayat 24 jiwa, Karanganom satu jiwa, Juwiring dua jiwa, Kalikotes empat jiwa, dan 119 jiwa yang meninggal di berbagai rumah sakit Klaten.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006