Singapura (ANTARA News) - Pemerintah Singapura tegas dan berani mengambil sikap, sekalipun itu terkait raksasa ekonomi China. 29 sopir bus China akan dideportasi dari Singapura setelah izin kerja mereka dicabut menyusul protes yang jarang terjadi, kata Kementerian Tenaga Kerja Singapura,  Sabtu.

Para sopir bus lain akan didakwa di pengadilan pada Senin karena perannya dalam pemogokan terakhir. Empat orang telah ditangkap dan didakwa di pengadilan karena menghasut dan menghasut serangan ilegal pada Kamis.

Setiap sopir bus menghadapi tuduhan menghasut pemogokan yang ilegal, sementara Dia Junling, salah satu pengemudi, menghadapi dakwaan tambahan menghasut serangan ilegal melalui pesan online yang dikirim.

Jika terbukti bersalah, sopir itu akan menghadapi denda sampai 2.000 dolar Singapura (1.639 dolar Amerika Serikat), atau pidana penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan, atau keduanya pada biaya masing-masing.

Kementerian Tenaga Kerja Singapura mengatakan polisi telah secara substansial menyelesaikan penyelidikan mereka dan bahwa pihaknya tidak mengharapkan penangkapan lebih lanjut dengan memberlakukan "pembatasan setiap perkembangan baru."

Sisa sopir yang dilaporkan berpartisipasi dalam protes awal pekan ini akan mendapat peringatan.

Sebanyak 171 sopir bus itu bekerja pada SMRT transportasi umum operator lokal dan mengambil cuti medis, Senin, berkaitan gaji dan kondisi hidup yang buruk. 88 di antaranya memutuskan diri dengan pekerjaan mereka pada Selasa.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan demonstrasi para sopir bus itu "mengganggu layanan penting dan ketenangan industri Singapura."

(M016/H-AK)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2012