Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban melancarkan serangan besar-besaran terhadap satu pangkalan NATO di satu bandara kota Afghanistan dengan bom-bom mobil bunuh diri, granat-granat berpelontar roket, mortir-mortir, dan tembakan senjata ringan.

Taliban mengklaim memasuki bandara Jalalabad, dekat perbatasan timur dengan Pakistan, tetapi dibantah Pasukan Bantuan Keamanan Intenasional (ISAF) yang berada di bawah komando NATO.

"Gerilyawan termasuk para pembom bunuh diri menyerang perimeter pangkalan udara Jalalabad pagi ini," kata seorang juru bicara kepada AFP.

"Tidak seorangpun para penyerang berhasil melintasi perimeter itu."

Kompleks bandara itu memiliki keamanan yang berlapis, dengan pangkalan NATO terletak dibelakang dari pintu masuk pertama, yang menurut seorang Afganistan telah diterobos.

Tidak ada laporan-laporan awal mengenai korban ISAF tetapi seorang anggota pasukan keamanan Afghanistan dilaporkan tewas dan seorang lainnya cedera, kata juru bicara itu.

Seorang pejabat keamanan Afghanistan mengemukakan kepada AFP ia melihat lima orang tewas dalam seragam tentara Afghanistan, tetapi tidak jelas apakah mereka tentara atau para para penyerang Taliban.

Taliban mengatakan para petempur mereka telah memasuki bandara itu, dan seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengonfirmasikan bahwa bentrokan senjata terjadi di kompleks bandara itu.

"Pertama seorang pembom bunuh diri... meledakkan satu bom mobil yang menyebabkan musuh mengalami banyak korban dan hilang dan menyingkirkan semua barikade," kata Taliban di laman mereka.

"Setelah serangan itu seorang gerilyawan lainnya memasuki pangkalan itu dan mulai menyerang pasukan pendudukan di pangkalan itu."

Seorang petugas jaga mengatakan bahwa setelah satu ledakan kuat sebelumnya menghantam bandara itu dan ditembaki dengan granat-granat berpeluncr roket dan senjata-senjata ringan.

Taliban melakukan pemberontakan selama 11 tahun terhadap pemerintah Afghanistan, yang didukung 100.000 tentara NATO, sejak pemerintah kelompok itu digulingkan oleh pasukan pimpinan AS karena menampung pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.

Bandara itu diserang pada dua kesempatan sebelumnya tahun ini.

Pada 27 Februari, enam warga sipil, seorang tentara Afghanistan dan dua penjaga lokal tewas akibat serangan bom mobil bnuh diri terhadap pangkalan militer di bandara Jalalabad itu, tetapi pasukan NATO selamat tanpa cedera.

Bandara itu juga diserang pada 5 April, ketika gerilyawan Taliban melancarkan ofensif musim semi dengan serangkaian serangan gaya komando di seluruh Afghanistan.

Serangan terbaru itu terjadi saat pertemuan musism panas seharusnya dekat berakhir dan menunjukkan bahwa gerilyawan tetap ulet saat pasukan NATO bersiap-siap mundur tahun 2014.

Dengan berakhirnya aksi militer AS di Afghanistan, Taliban melancarkan serangan militer terbesarnya.

Pasukan tambahan yang berjumlah 33.000 tentara yang Presiden AS Barack Obama kerahkan hampir tiga tahun lalu meniggalkan negara itu September, dan mayoritas pasukan NATO akan ditarik pada akhir 2014.

Tetapi kendatipun konflik yang tidak populer itu mungkin akan ditinggalkan NATO, beberapa pengamat memperkirakan ambruknya pemerintah Afghanistan dukung Barat itu dan satu perang saudara semakin memburuk ketimbang yang terjadi tahun 1990-an ketika pasukan Sovyet mundur setelah menduduki negara itu selama sepuluh tahun.

Taliban melakukan taktik-taktik: Jika mereka kehilangan daerah di selatan, mereka menculik para pejabat,melancarkan serang besar-besaran yang menghancurkan musuh-musuh mereka dan menyusupi pasukan keamanan Afghanistan.

Pada September, misalnya mereka menyerbu salah satu dari pangkalan-pangkalan terbesar NATO di negara itu, menghancurkan enam pesawat tempur dalam kehilangan terbesar tunggal atas aset-aset udara bagi AS sejak Perang Vietnam.

Salah satu dari tujuan-tujuan serangan itu adalah untuk lebih menekan Taliban agar mreka datang ke meja perundingan, tetapi gerilyawan itu menghentikan kontak-kontak awal Maret, menuduh AS sering mengubah sikapnya.

(H-RN)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2012