Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan akan berupaya mencapai target penerimaan pajak dalam APBN-P 2012 sama dengan penerimaan pajak 2011.

"Tahun lalu targetnya 97 persen, kami berusaha paling tidak menyamai penerimaan tahun lalu. Tapi saya tidak berani memberikan janji target tercapai atau tidak, kami berusaha saja kendati situasi pada semester kedua tahun ini berat," kata Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany usai menghadiri peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data DJP per 26 November 2012, dari target penerimaan pajak dalam APBN-P 2012 senilai Rp885,026 triliun, DJP baru memperoleh Rp708,89 triliun atau 80,1 persen dari target APBN-P 2012.

"Ini bukan penurunan dibandingkan tahun lalu tapi kenaikannya melambat karena pada semester kedua kelihatannya imbas dari pelambatan global (global slowdown) yang sudah mulai terasa di dunia usaha kita," ujar Fuad.

Menurut Fuad, di sektor bisnis memang sebagian ada sektor-sektor yang dulunya merupakan kontributor terbesar dalam penerimaan pajak yang terpukul akibat pelambatan global tersebut.

"Misalnya sektor pertambangan yg harga komoditasnya turun dan sektor ekspor yang karena permintaan dunia thd sektor ekspor kita turun sehingga kelihatan di neraca sektor perdagangan kita jadi defisit dan itu berdampak pada penerimaan laba usaha mereka, penerimaan laba mereka turun laba juga turun.

"Kami akan melakukan berbagai upaya pada tahun ini untuk melihat sektor-sektor mana lagi yang bisa kita gali potensi pajaknya dan mudah-mudahan bs kita tutup penurunan pd beberapa sektor tadi," tambahnya.

Secara rinci, jenis pajak yang penerimaan pajaknya telah mencapai target yakni PPh Migas sebesar 108,5 persen. Sedangkan untuk jenis pajak yang lain belum mencapai target antara lain Pph Non Migas 75,8 persen, PPN dan PPnBM 82,27 persen, PBB 57,65 persen, dan pajak lainnya 65,98 persen.
(C005/N002)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2012