Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan melakukan koordinasi bantuan luar negeri lewat satu pintu sehingga bantuan tersebut menjadi tepat sasaran dan tidak ada penyimpangan. "Supaya tidak ada tuduhan umpamanya lima dikatakan satu," kata Mensos Bachtiar Chamsyah di Yogyakarta, Senin. Bachtiar mengatakan, posko bantuan luar negeri tersebut akan diatur di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, di bawah koordinasi satuan koordinasi pelaksana (Satkorlak) bencana yang selanjutnya akan mendistrisbusikan ke daerah-daerah yang membutuhkan. Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, koordinasi bantuan asing akan dilakukan melalui Deplu, Badan Koordinasi Nasional (Bakornas), dan Satkorlak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meninjau pengungsi di Stadion Dwi Windu, Bantul, menyatakan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh dunia internasional. Presiden mengatakan, dalam percakapannya dengan pemimpin dunia, mereka berkomitmen untuk membatu kesulitan Indonesia. "Saya harus berterima kasih untuk itu," katanya. Presiden direncanakan juga akan bertemu dengan Presiden Bank Pembangunan Asia di Gedung Agung, Yogyakarta, Selasa (30/5). Sementara itu, Juru Bicara Deplu Yuri Thamrin, mengatakan, Deplu akan membentuk satgas di bahwa koordinasi Bakornas Penanggulangan Bencana Alam dan Pengungsi (PBP). Deplu juga telah menempatkan pejabatnya yaitu Sekjen Deplu Imron Cotan di Yogyakarta. Yuri mengatakan, ada tiga tujuan pembentukan satgas dan penempatan pejabat tersebut, yaitu untuk membantu pendataan kebutuhan di lapangan dan kemudian hasilnya disalurkan ke perwakilan RI di luar negeri agar negara yang ingin membantu tahu kebutuhan yang diperlukan. Selain itu juga untuk mendukung negara-negara yang akan mengirimkan pesawatnya masuk ke Indonesia serta untuk memfasilitasi media asing yang akan melakukan peliputan di daerah bencana. Bantuan luar negeri yang datang antar lain dari Cina (2,0 juta dolar), Kuba, Arab Saudi (lima juta dolar AS), Malaysia, Singapura, Norwegia, Uni Eropa, Rusia, Perancis, Jerman, Jepang (1,11 miliar Yen), AS (2,5 juta dolar), Kuwait (4,0 juta dolar), Australia (Rp21 miliar), Korea Selatan (100.000 dolar), Kanada (2,0 juta dolar), Inggris (tiga juta Pound Sterling ), Palang Merah Internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan ADB. Selain berupa dana, bantuana juga diberikan berupa tenaga medis, obat-obatan, makanan, selimut, tenda, peralatan air bersih, serta lainnya. Kuba antara lain membantu satu rumah sakit lapangan, sementara itu, Norwegia delapan tim medis. Bantuan yang sudah datang ke lokasi adalah Singapura dan Malaysia. Sementara Cina, Norwegia, dan AS kemungkinan tiba Senin malam serta Kuba pada Selasa. Atase Press Kedubes Jepang, Noriko Miyake mengatakan, tim medis Jepang sudah memulai melakukan kegiatan medis di depan RS Muhammadiyah Bantul.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006