Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mengkaji kemungkinan untuk memberikan keringanan baik itu berupa penghapusbukuan kredit atau dalam bentuk lainnya terhadap para UKM yang terkena dampak dari gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Kita akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk persoalan teknisnya," kata Menegkop dan UKM Suryadharma Ali kepada pers di Jakarta, Senin, menanggapi banyaknya UKM di daerah tersebut yang usahanya hancur akibat gempa. Untuk itu, katanya, pihaknya bersama dengan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan akan terlebih dulu mendata berbagai masalah di daerah bencana itu. Rencananya pada Kamis (1/6), Menegkop dan UKM bersama dengan Menperind Fahmi Idris dan Mendag Mari E Pangestu akan berkunjung ke Yogyakarta. Kunjungan itu, kata Menteri, untuk memperoleh masukan dari kepala dinas baik dari perindustrian, perdagangan dan koperasi dari kabupaten yang terkena bencana. Para kepala dinas itu diharapkan akan memberikan data-data tentang jumlah kerugian dan kerusakan serta apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. "Ketiga menteri itu juga ingin mendengar secara langsung dari para bupati soal prioritas yang harus dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi di daerah bencana," katanya. Pemulihan ekonomi, menurut dia, merupakan langkah yang akan ditempuh untuk menggiatkan kembali perekonomian dan daya beli masyarakat di daerah bencana. "Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah pemulihan ekonomi seperti di Bantul banyak pengrajin. Kita belum mengetahui apakah yang meninggal itu para pengrajinnya dan apakah usahanya masih bisa diteruskan," katanya. Pemerintah juga akan melakukan pembangunan kembali terhadap pasar-pasar yang hancur, dan memperbaiki yang rusak baik berat dan ringan sehingga kegiatan ekonomi bisa normal kembali. Langkah peningkatan daya beli tersebut, katanya, merupakan salah satu program dari tanggap darurat. Untuk itu pemerintah berencana akan memberikan semacam dana seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan dana santunan yang diharapkan bisa digunakan untuk perputaran ekonomi. Selama ini Yogya dikenal sebagai pemasok kerajinan ke berbagai daerah lainnya. Untuk produk kerajinan yang dijual di Bali, menurut Menteri, sebagian besar yaitu mencapai 40 persennya berasal dari Yogya. Dengan adanya bencana tersebut berarti pasokan juga akan turun karena nasib para produsennya sendiri yang belum jelas. Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan perbankan untuk memecahkan persoalan para UKM yang mempunyai kredit tersebut. "Banyak dari yang terkena bencana itu punya kredit, lalu bagaimana perlakuannya untuk yang usahanya hancur? Begitu juga kita pikirkan modal mereka ke depan," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006