Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menggelar ajang bertajuk "Sanitation Hackaton" (SH) yang diikuti oleh lebih dari seribu "hacker" (peretas) untuk meningkatkan akses sanitasi kepada masyarakat miskin di berbagai daerah di dunia.

"Lebih dari seribu programer komputer dan spesialis teknologi informasi lainnya dari 40 kota di dunia mengembangkan 181 perangkat lunak aplikasi baru (apps) untuk membantu meningkatkan akses kepada 2,5 miliar warga miskin," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

SH merupakan ajang seperti "Random Hacks of Kindness" (RHoK) di mana beragam pemangku kepentingan mengajukan permasalahan yang kemudian dijawab oleh sukarelawan ahli komputer yang menggunakan perangkat teknologi terbaru untuk menciptakan solusi yang inovatif.

Ajang RHoK pertama pada November 2009 telah menghasilkan sejumlah aplikasi seperti "I`m Ok!" dan "Tweak the Tweet" yang dinilai membantu upaya operasi tanggap darurat pada saat terjadinya gempa bumi Haiti 2010.

Sedangkan dalam SH, aplikasi baru yang telah dikembangkan antara lain adalah "Mapsh" yang memudahkan pemerintah India memverifikasi komunitas yang telah mencapai status "Open Defecation Free" (ODF), atau keadaan di mana para warganya di sekitar daerah tersebut tidak ada lagi yang melakukan tindakan buang air besar secara sembarangan.

Selain itu, terdapat pula aplikasi lainnya yang mengatasi berbagai tantangan perubahan perilaku terhadap permasalahan sanitasi dan higienitas, seperti permainan komputer yang mengubah sikap dan praktek di antara anak-anak terkait dengan perilaku mencuci tangan.

Terdapat pula aplikasi lainnya yang dikembangkan berdasarkan sistem SMS dan berbasis lokasi yang melacak tingkat pengosongan septik tank, yang dapat membantu efisiensi dari proses koleksi dan akuntabilitas dari proses pembuangan seperti pergerakan truk dan pembuangan ilegal atau tidak pada tempatnya.

Untuk itu, Presiden Bank Dunia mengucapkan terima kasihnya kepada para peretas karena telah menggunakan keahlian mereka untuk memberikan dampak kepada tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat miskin dunia.

"Kami percaya bahwa solusi teknologi dapat membantu kami menyediakan sanitasi kepada lebih banyak lagi warga miskin dan dapat menyelamatkan lebih banyak anak-anak dari penyakit," katanya.

Untuk tahapan berikutnya, tantangan yang dapat dilihat di www.sanitation.hackathome.com meningkatkan kompetisi dari tingkat lokal menjadi global sehingga para peretas yang telah menciptakan aplikasi tersebut dapat terus mengembangkan purwarupa aplikasi mereka dukungan dari para mentor daring (online) global sehingga aplikasi itu dapat siap digunakan.

"Sanitation Hackhaton" digelar oleh Grup Bank Dunia dengan bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation, Random Hacks of Kindness (RHOK), Eirene, dan UNICEF.
(M040)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2012