Medan (ANTARA News) - Satu peluang menambah pendapatan keluarga, kerajinan tangan berbasis limbah rumah tangga alias sampah, diminati warga Medan dan sekitarnya. Banyak barang usang yang bisa didaurulang menjadi barang kerajinan dan laku dijual.  

Aradi (36) salah seorang perajin di Medan, Kamis, mengatakan, "Usaha yang saya tekuni saat ini, 80 persen bahannya merupakan limbah." Dia memiliki kios usaha Kun Art di Medan.

Omzet usaha dia sampai Rp10 juta perbulan, di atas kata lumayan untuk kelas usaha rumahan. Harga produk kerajinan dia bervariasi dari yang paling murah sampai yang mahal juga ada, tergantung produknya. 

"Ketika awal merintis, memang belum banyak yang tahu dan cukup hanya untuk makan, tetapi sekarang saya bisa mendapatkan penghasilan Rp8-10 juta perbulan," katanya.

Beberapa produk limbah yang sering digunakan untuk produk hasil usahanya adalah pecahan keramik, pecahan kaca, batok kelapa, kayu manis, kulit telur, rotan, batu-batuan, ranting kayu mahoni, botol, kulit kerang dan lainnya.

Kulit kerang biasa didapat dari penjual kerang rebus, demikian pula kulit telur dari tukang mie, ranting kayu mahoni biasanya dari sisa potongan ranting pohon di jalan. Pecahan keramik diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah.

Untuk bahan pendukung agar produk limbah itu bisa menjadi uang, digunakan cat, kayu tripleks, lem kayu, pewarna sari dan finishingnya dilakukan dengan cara memakai melamin.

Dari bahan limbah tersebut, akhirnya bisa menghasilkan bahan yang berharga dan banyak dipakai sebagai pajangan di rumah, kantor ataupun sekolah seperti bingkai, cermin, pot bunga, kotak tisu, meja, kotak P3K, kotak kue dan pot bunga.

(KR-JRD/I006)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2012