Tokyo (ANTARA) - Dinding bagian dalam fondasi silinder yang menopang bejana tekan (pressure vessel) reaktor unit No. 1 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh kemungkinan mengalami kerusakan parah, demikian disampaikan operator PLTN tersebut pada Selasa (4/4).

Sejumlah video yang diabadikan dalam sebuah survei bejana pengungkung (containment vessel) unit No. 1 oleh operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menunjukkan kerusakan parah pada bagian dasarnya, meningkatkan kekhawatiran atas kemampuannya untuk bertahan dari gempa bumi di masa mendatang.

Survei itu, yang dilakukan dari 28 hingga 31 Maret menggunakan sebuah robot bawah air, menemukan bahwa dinding beton hilang di lebih dari separuh struktur fondasi tapak (pedestal) yang memiliki diameter internal berukuran 5 meter, mengakibatkan besi tulangan (reinforcing bar) terekspos.

TEPCO mengatakan seluruh keliling fondasi tersebut kemungkinan besar mengalami kerusakan, menambahkan bahwa pihaknya akan menganalisis lebih lanjut rekaman tersebut dan menilai ketahanan seismik struktur pedestal.

Diguncang oleh gempa bumi bermagnitudo 9,0 dan disusul tsunami yang melanda wilayah timur laut Jepang pada 11 Maret 2011, reaktor nuklir No. 1, 2, dan 3 pada PLTN Fukushima mengalami meltdown inti reaktor, mengakibatkan kecelakaan nuklir level 7, level tertinggi berdasarkan Skala Kejadian Nuklir dan Radiologi Internasional (International Nuclear and Radiological Event Scale), demikian Xinhua.

 
   Diguncang oleh gempa bumi bermagnitudo 9,0 dan disusul tsunami yang melanda wilayah timur laut Jepang pada 11 Maret 2011, reaktor nuklir No. 1, 2, dan 3 pada PLTN Fukushima mengalami meltdown inti reaktor, mengakibatkan kecelakaan nuklir level 7, level tertinggi berdasarkan Skala Kejadian Nuklir dan Radiologi Internasional (International Nuclear and Radiological Event Scale).  Selesa



 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023