Surabaya (ANTARA News) - Gempa tektonik yang melanda Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah pada Sabtu (27/5) pagi lalu, memporakporandakan juga fasilitas akomodasi, dari 15 hotel berbintang kini hanya tinggal empat hotel berbintang di kota itu yang bisa beroperasi. Ketua PHRI (perhimpunan hotel dan restoran Indonesia) Jatim, Julianto S yang tengah berada di Yogyakarta yang menghubungi ANTARA News di Surabaya, Selasa, mengemukakan bahwa empat hotel berbintang yang masih bisa beroperasi itu ialah, Inna Garuda, Santika, Safir dan hotel Yogja Plasa. "Sebelas hotel berbintang lainnya, selain rusak berat, runtuh maupun ada sebagian yang temboknya retak-retak. Seluruhnya tidak memungkinkan beroperasi, dan kini sedang diteliti oleh ahli bangunan untuk mengetahui apakah konstruksinya masih layak atau tidak," ungkapnya. Sementara hotel non-bintang melati, nyaris seluruhnya sudah tidak bisa beroperasi lagi. Menurut Julianto yang juga area manajer Inna grup Jatim, hotel berbintang yang ambruk dan rusak berat umumnya bangunan baru, sementara hotel yang tergolong bangunan lama masih kokoh dan cukup kuat "menerima" guncangan gempa. "Cotohnya hotel saya (Inna Garuda Jogja) masih kokoh. Seluruh kamarnya 233 unit kini penuh semua terisi. Okupansi (tingkat hunian) empat hotel berbintang yang ada penuh semua, 100 persen," ucapnya. Empat hotel berbintang yang masih bisa beroperasi tersebut, menyediakan sekitar 700 kamar saja. Kini seluruh terisi tamu dari berbagai kalangan yang terkait gempa, seperti tenaga ahli, paramedis serta relawan dari dalam dan luar negeri. Kondisi seperti ini, menurut Julianto, jelas akan mempengaruhi dunia pariwisata di Tanah Air, khususnya Yogyakarta yang merupakan salah satu ikon pelancongan Indonesia, setelah Bali. "Kalau wisatawan mancanegara yang mengambil one day trip seperti dari Bali, yaitu datang pagi dan petang harinya kembali lagi ke Pulau Dewata, tidak masalah. Tetapi bagi wisman yang menginap di Yogya menemui masalah dengan terbatasnya fasilitas akomodasi," tuturnya. Selain itu, beberapa obyek wisata, seperti pantai Parangkritis atau Keraton dan candi Prambanan juga mengalami kerusakan, termasuk fasilitas di Bandara Adisoecipto yang juga mengalami kerusakan. Dunia pelancongan di Jogja akan terganggu dalam jangka waktu cukup lama.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006