Dili (ANTARA News) - Geng-geng anak muda di balik penyebar penjarahan dan pembakaran di ibukota Timor Leste, selalu mengelak dari jangkauan pasukan perdamaian asing pimpinan Australia dan seringkali mereka bagaikan bermain kucing-kucingan. Geng-geng itu bebas bersekutu dengan faksi-faksi angkatan bersenjata yang mengamuk di seluruh Dili dan daerah-daerah tetangganya hampir seminggu ini, membakari rumah-rumah dan tempat-tempat bisnis yang mendukung pesaing-pesaingnya dan memaksa ribuan penduduk untuk mencari perlindungan di gereja-gereja dan sekolahan-sekolahan. Kerusuhan dipicu oleh pemecatan 600 tentara bulan lalu oleh pemerintah atau sekitar 40 persen dari jumlah personil angkatan bersenjata di negara termuda itu, setelah mereka memprotes karena tuduhan diskriminasi terhadap warga Timor Timur. Pemecatan yang sama kabarnya segera akan dilakukan di angkatan kepolisian. Hukum dan peraturan ambruk dan pasukan keamanan hanya berusaha mempertahankan diri dan keluarga mereka, meninggalkan tanggungjawab keamanan di ibukota. Ratusan pemuda terlibat dalam geng-geng jalanan memanfaatkan kevakuman kekuasaan untuk mengatasi hampir 2.500 pasukan perdamaian pimpinan Australia. "Mereka tak dapat melakukan sesuatu, kami harus lari," kata Jesu Darius, 17 tahun. Dia dan kawan-kawannya membuat barikade di jalan-jalan yang menghubungkan kota-kota tetangga Komoro. Pada kenyataannya, mereka menginginkan hal itu. Berita-berita "buruk" cepat tersebar dari mulut ke mulut dan melalui pesan singkat telepon genggam memperburuk daerah di pinggiran Dili. Penduduk mendapat berita-berita bahwa geng-geng menjarah rumah-rumah yang mereka tinggalkan mencari barang-barang berharga yang mereka inginkan. Bahkan jika para penyerbu itu mempunyai pengaruh, mereka membakar mobil atau bangunan pendukung pesaingnya secepat mungkin mereka mempunyai kesempatan. Sebab dalam beberapa jam geng dari tetangga yang diserang akan melancarkan serangan balasan. Letkol Mick Mumford, komandan senior pasukan perdamaian mengakui, mereka sulit untuk ditangkap dan sulit pula untuk mengatakan siapa yang terlibat. Bahkan anggota-anggota geng itu sendiri tampak bingung. Mumford mengatakan tentara-tentara berpatroli ke setiap tempat di ibukota namun mereka tak dapat menguasai satu tempat. "Kami tak bisa menempatkan tentara di setiap jalan, tapi saya menjamin anda bahwa tentara pasti akan melewatinya," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006