Banda Aceh (ANTARA News) - Pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan, secara organisasi mereka tidak akan mengajukan calon untuk kepala pemerintahan daerah pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dijadwalkan berlangsung pada 2006 ini. Juru bicara GAM, Bakhtiar Abdullah kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa, menyatakan, bahwa kebijakan tersebut telah diambil dalam rapat Majelis GAM di Banda Aceh, Senin (29/5). Bakhtiar yang didampingi Perdana Menteri GAM Malik Mahmud, Wakil juru bicara GAM Munawarliza Zain, dan juru bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Sofyan Dawod menyatakan, berdasarkan naskah kesepahaman (MoU) Perdamaian Helsinki, GAM memberi kebebasan kepada rakyat Aceh untuk menentukan Gubernur pada Pilkada mendatang. Disebutkan, apabila ada kader GAM yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala daerah, maka mereka tetap dipersilahkan hanya atas nama pribadi, bukan GAM. "Jadi, apabila ada kader GAM yang ingin mencalonkan diri menjadi gubernur atau wakil gubernur dipersilahkan, tapi mereka atas nama pribadi dan bukan atas nama organisai GAM," ujarnya. Bakhtiar menyatakan, secara organisasi, GAM akan ikut berpolitik pada Pemilu nasional tahun 2009, yakni untuk ikut dalam pemilihan legislatif melalui partai lokal. Sebelumnya, pada musyawarah besar GAM se-dunia selama tiga hari yang berlangsung beberapa hari lalu di Banda Aceh, pihak GAM telah memutuskan akan ikut Pilkada di Aceh tahun 2006. Namun, pasca musyawarah besar, GAM melanjutkan musyawarah Majelis GAM pada Senin (29/5) dan memutuskan tidak akan ikut Pilkada 2006. "Sebenarnya musyawarah Majelis GAM tersebut lanjutan dari pertemuan akbar sebelumnya, karena waktu tiga hari tidak cukup untuk membahas masalah yang penting, sehingga dilanjutkan pada Senin kemarin," ujar Sofyan Dawod. Sofyan mengakui bahwa sebenarnya GAM juga sudah memiliki dua calon untuk berpasangan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur NAD pada Pilkada 2006, yakni Nashiruddin Ahmad dan Muhammad Nazar. Ketika ditanya apakah kebijakan tersebut ada keretakan di tubuh GAM, Sofyan menampik hal tersebut dan menjelaskan bahwa keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah bersama dan tidak ada perpecahan di tubuh GAM. Ditanya apakah ada tekanan atau saran dari tim Aceh Monitoring Mission (AMM) dan Jakarta agar GAM tidak ikut Pilkada 2006, Sofyan kembali menyatakan bahwa tidak ada tekanan dan saran dari pihak manapun dan kebijakan tersebut merupakan keputusan GAM bersama. Sementara itu, Nashiruddin bin Ahmed, kandidat kepala pemerintahan yang memenangkan konvensi GAM, secara resmi mengundurkan diri pada Senin (29/5). Sementara pasangannya, Muhammad Nazar, menyatakan masih pikir-pikir. Tgk Nashiruddin bin Ahmed mengatakan, pengumuman resmi pengunduran dirinya itu telah disampaikannya dalam rapat Majelis GAM, di Hotel Rajawali Banda Aceh, Senin (29/5). Tgk Nash (begitu dia kerap disapa) mengatakan, keinginan untuk mundur itu sudah terbersit sejak hari pertama dia mengetahui terpilih sebagai calon kepala pemerintahan mewakili GAM beberapa waktu lalu. Sementara itu, Muhammad Nazar, yang memenangkan posisi calon wakil kepala pemerintahan dalam konvensi di Gedung AAC Dayan Dawood beberapa waktu lalu, menyatakan dirinya belum memperoleh kabar pasti yang menyatakan bahwa Tgk Nash telah mundur dari pencalonannya sebagai calon kepala pemerintahan yang akan mewakili GAM pada Pilkada mendatang. Nazar juga mengatakan, dirinya belum mendapat kabar bahwa GAM telah memutuskan untuk tidak memajukan calon "secara lembaga" dalam Pilkada Gubernur NAD 2006. Meski demikian, Nazar menyatakan terkejut dengan keputusan Tgk Nash tersebut. Pasalnya, kata dia, Tgk Nash adalah figur yang dipilih oleh para peserta "duek pakat" (musyawarah) yang diikuti oleh berbagai kalangan di Aceh, seperti Ulama, perwakilan KPA, perwakilan kaum perempuan, dan perwakilan Aceh yang datang dari berbagai penjuru dunia.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006