Klaten (ANTARA News) - Memasuki hari ke-empat bencana gempa bumi, Selasa, sebagian besar bangunan tampak mulai dibersihkan dari puing-puing. Pemandangan serupa dijumpai di Stasiun Brambanan (+146km), Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di stasiun lintas selatan Yogyakarta-Solo itu kantor kepala stasiun, ruang tunggu, dan gudang sudah rubuh, menyisakan puing-puing serta sedikit dinding. "Ya seperti ini. Yang masih berdiri dan bisa digunakan hanya rumah sinyal yang juga disebut dengan ruang Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA)," kata Kepala Stasiun Brambanan, Djoharisman, kepada ANTARA News. Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa stasiun kecil yang ia pimpin mengalami kerusakan yang sangat parah, jauh lebih parah daripada Stasiun Kalasan dan Stasiun Srowon yang berada di sisi timur dan barat. Kerusakan rel memang sempat membuat lintasan tidak dapat digunakan pada pukul 06.00-10.00 WIB Sabtu (27/5). "Namun kerusakan itu dapat segera diperbaiki sehingga arus perjalanan KA kembali normal dalam tempo singkat. Kereta mulai bisa melintas walau pelan-pelan dan jalannya dituntun," kata dia, dan menjelaskan bahwa ruang pembelian tiket juga ikut rubuh. Untuk rencana pembangunan ulang, ia menjelaskan bahwa Stasiun Brambanan telah dikunjungi oleh jajaran direksi serta dirjen Departemen Perhubungan. "Rencananya memang bangunan stasiun ini harus dibangun ulang, tapi saya belum tahu persis kapan pembangunan ulang itu dilaksanakan," ujarnya. Mengenang peristiwa gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Richter itu sendiri, Djoharisman mengaku saat itu dirinya sedang bertugas. "Ketika gempa terjadi, saya sedang bertugas di stasiun. Guncangan sangat kuat sehingga saya tidak bisa berdiri, saya tengkurap di dekat peron tiga," katanya. Rumah tempat ia tinggal pun rusak sangat parah, sehingga sudah tidak layak untuk ditempati. "Tapi syukurnya keluarga saya semua sehat, itu sudah cukup buat saya," lanjut pria yang telah bertugas di Stasiun Brambanan sejak tahun 2000 tersebut. Stasiun Brambanan termasuk dalam Daops VI Yogyakarta. Berada di lintasan selatan, stasiun memiliki tiga peron yang dilalui oleh kereta-kereta yang bertujuan ke arah timur, yakni Surabaya. "Di stasiun ini hanya kereta ekonomi rute Jakarta-Surabaya-Banyuwangi dan Solo-Tanah Abang (Jakarta) yang berhenti, sementara rute-rute lain yang melintas tidak berhenti di sini," kata Djoharisman.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006