Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan lembaganya mengutuk keras aksi kekerasan tentara Israel terhadap warga Palestina di Masjidilaksa atau Masjid Al-Aqsa.

"Sebagai unit pengawal program prioritas dan strategis Presiden, Kantor Staf Presiden tentu sejalan dengan Kementerian Luar Negeri yang menegaskan sikap Indonesia mengutuk kekerasan di Masjidilaksa yang terjadi pada bulan puasa," kata Siti Ruhaini Dzuhayatin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Siti Ruhaini menegaskan bahwa insiden tersebut melukai perasaan umat Islam sedunia yang tengah melaksanakan ibadah puasa, yang seharusnya menjadi refleksi dan inspirasi bagi perdamaian dunia.

KSP mendukung langkah Kementerian Luar Negeri mendesak PBB dan internasional untuk segera mengambil langkah nyata guna menghentikan segala bentuk kekerasan Israel terhadap warga Palestina.

Ia menekankan bahwa desakan Indonesia tidak terbatas pada masalah kekerasan yang terus berulang dilakukan Israel di wilayah Palestina yang dianeksasi. Akan tetapi, lebih substantif lagi, Indonesia mendesak PBB agar Israel mematuhi resolusi dua negara yang berkali-kali disahkan oleh PBB.

"Indonesia termasuk negara pertama bersama dengan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mengakui kemerdekaan Palestina yang diproklamirkan pada tanggal 15 September 1988 dan sampai 2019 telah diakui oleh 149 negara anggota PBB," tegasnya.

Pada tahun 2012 Palestina diakui sebagai negara peninjau dan bendera Palestina dikibarkan di PBB pada tanggal 30 September 2015.

Ruhaini yang pernah menjadi Ketua Komisi Hak Asasi Manusia pada OKI periode 2012—2014 mengatakan bahwa Indonesia selalu memberikan dukungan pada setiap resolusi PBB terkait dengan kepentingan Palestina, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral. Dukungan tersebut tampak dari keberadaan Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.

Ruhaini yang pernah berkunjung ke Ramallah, Palestina, pada tahun 2016 menegaskan bahwa Indonesia juga telah membuka Konsulat RI di Ramallah pada tahun 2015 dengan penunjukan Konsul Kehormatan dari warga negara Palestina.

"Jadi, Indonesia tidak pernah surut mendukung Kemerdekaan Palestina pada tahun 1988, dan mengutuk keras invasi Israel di wilayah Palestina merdeka. Indonesia terus mendukung bantuan-bantuan kemanusiaan dan peningkatan kapasitas staf, beasiswa, dan pelaku usaha Palestina melalui berbagai kementerian dan lembaga," jelasnya.

Sebelumnya, pasukan keamanan Israel pada hari Selasa (4/4) malam hingga Rabu (5/4) dini hari menyerbu Masjidilaksa dan menembakkan gas air mata, granat kejut, dan juga peluru baja berlapis karet, kepada jemaah yang tengah beribadah di masjid suci umat Islam tersebut.

Penyerangan tersebut mengakibatkan banyak warga Palestina yang tengah menunaikan ibadah puas di Masjidilaksa terluka dan ratusan lainnya ditangkap.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023