Gianyar (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah belum menyetujui rencana PT Pertamina yang akan menaik harga elpiji 12 kg pada 2013 dengan alasan untuk menutup kerugian keuangan BUMN itu mencapai Rp5 triliun.

"Kami pikirkan. Tidak serta merta kami setujui. Kami pikirkan daya hidup masyarakat. Kami juga harus pikirkan cash flow-nya Pertamina. Jadi hal-hal seperti ini harus dihitung baik-baik," kata Hatta di sela penanaman pohon bersama Menhut Zulkifli Hasan di Gianyar, Bali, Sabtu.

Selain itu, rencana kenaikan Tarif Daftar Listrik (TDL) juga menjadi pertimbangan bagi Hatta untuk menyetujui permintaan Pertamina.

"Jadi, jangan sampai dalam waktu yang bersamaan kami melakukan sesuatu yang akibatnya masyarakat tidak terlalu kuat," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan dalam waktu dekat Pertamina kembali menyampaikan surat pengajuan kenaikan harga elpiji untuk 2013. Hal itu dilakukan untuk mencegah BUMN itu mengalami kerugian dari sektor elpiji seperti yang dialami beberapa tahun belakangan.

"Kami punya tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan agar tidak rugi. Salah satunya adalah menghindarkan kerugian yang berkelanjutan dari elpiji. Minggu depan mungkin kami kirim surat kembali untuk pengajuan kenaikan harga di 2013," katanya.

Hanung mengungkapkan untuk 2012 saja Pertamina diprediksi akan mengalami kerugian sebesar Rp5 triliun dari produksi dan penyaluran elpiji. Untuk itu, Pertamina akan berusaha tidak lagi memberikan subsidi kepada elpiji 12 kilogram, karena pemerintah telah memberikan subsidi kepada masyarakat tidak mampu melalui elpiji 3 kilogram.

Menurut dia, saat ini Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp4.000--Rp4.500 per kilogram dari elpiji 12 kilogram.

"Kalau pun nanti kami menaikkan harganya sebesar Rp4.000 untuk elpiji 12 kilogram, Pertamina itu belum untung karena hanya impas," jelasnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012