Jakarta (ANTARA News) - Jakarta Japan Club mengeluhkan Pelaksanaan Rencana Aksi Strategi Investasi (SIAP/Strategic Investment Action Plan) Indonesia-Jepang berjalan lambat sehingga menghambat pertumbuhan kerjasama ekonomi kedua negara. "Kemajuan dari masing-masing kelompok (dalam SIAP) secara umum tidak memuaskan sesuai jadwal," kata Ketua Jakarta Japan Club Tetsu Yagi di Jakarta, Selasa, pada lokakarya mengenai masalah kemacetan kawasan industri di timur Jakarta. SIAP diumumkan pada 5 Juni 2005 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu PM Jepang Junichiro Koizumi di Tokyo. SIAP terdiri dari empat kategori untuk membantu promosi investasi di Indonesia. Keempat kerangka aksi tersebut adalah perbaikan masalah pajak dan kepabeanan, buruh, daya saing, dan infrastruktur. Sayangnya, kata dia, pelaksanaan rencana aksi keempat masalah tersebut berjalan lambat kendati telah dilakukan pertemuan yang intensif pada setiap gugus tugas. "Masalah (kemacetan) lalu lintas di timur Jakarta adalah salah satu prioritas di antara aksi SIAP," katanya. Ia berharap, masalah kemacetan lalu lintas di timur Jakarta itu (Cikarang-Cibitung) bisa segera diselesaikan, karena di kawasan tersebut banyak kawasan industri yang ditempati investor besar, terutama dari Jepang. Kalangan pengusaha Jepang mengeluhkan kemacetan tersebut menyebabkan, pertumbuhan dan kinerja bisnis mereka terhambat yang dampaknya dikhawatirkan mengurangi minat investor lama menambah investasi dan investor baru enggan datang ke Indonesia. "Kami berharap itu (penyelesaian kemacetan di timur Jakarta) bisa mendorong pelaksanaan SIAP lainnya," ujar Yagi.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006