Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Gerakan Fatah Presiden Palestina Mahmud Abbas, Minggu, menyambut tanggapan pesaing, Ketua Hamas Khaled Meshaal tentang perlunya upaya baru untuk rujuk.

Azzam Ahmed, pimpinan pusat Fatah dan tokoh pembicaraan rujuk, kepada AFP menyatakan bahwa partai itu sangat menyambut pidato Khaled Meshaal, yang sangat baik atas masalah perpecahan Palestina.

"Pidato tentang satu presiden bagi rakyat Palestina itu, dan satu pemerintah serta satu hukum; kami sangat setuju dengannya atas masalah tersebut, yang merupakan pokok perjanjian rujuk, yang ditandatangani Fatah dan Hamas serta unsur lain untuk mengakhiri perpecahan," katanya.

Meshaal, pemimpin biro politik Hamas di pengasingan, tiba di Gaza pada kunjungan pertamanya pada Jumat dan pada Sabtu berpidato di depan kerumunan besar merayakan ulang tahun ke-25 gerakan itu.

Pidatonya, yang memperingatkan bahwa Palestina tidak akan pernah menyerahkan satu inci pun atau bagian mana pun dari sejarah Palestina, juga menyerukan persatuan Palestina.

"Kami adalah pemerintah tunggal, rujukan tunggal, dan rujukan kami adalah PLO, yang kami ingin bersatu," katanya.

Ia merujuk pada Organisasi Pembebasan Palestina pimpinan Abbas, yang mewakili Palestina dalam perundingan.

Hamas bukan anggota PLO, tapi Meshaal pada tahun lalu menyatakan gerakannya "dalam perjalanan bergabung" dengan kelompok itu.

Tanggapannya itu muncul setelah Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rujuk guna membuka jalan untuk pemilihan anggota parlemen dan presiden dalam setahun.

Namun, pelaksanaannya macet karena kedua pihak bertikai dalam menyepakati susunan pemerintah sementara.

Pada awal tahun ini, Meshaal dan Abbas menandatangani kesepakatan baru di Doha, tempat presiden itu akan memimpin pemerintahan sementara.

Tapi, pemimpin Hamas di Gaza menolak kesepakatan itu dan menuduh Meshaal mengambil keputusan tanpa dukungan mereka.

Ahmed mengatakan berharap seruan Meshaal dari Gaza untuk upaya baru rujuk itu berarti unsur tersebut kini bersatu dalam masalah itu.

"Kepentingan pidato itu adalah bahwa ia berada di Gaza dan di hadapan kepemimpinan Hamas di pengasingan. Kami harap itu mencerminkan sikap seluruh Hamas," kata Ahmed.

(B002/Z002)

Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2012