Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah pada awal pekan sore kembali berada dalam area negatif di posisi Rp9.612 per dolar AS, menyusul antisipasi pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate)

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak melemah nilainya sebesar tujuh poin dibanding posisi sebelumnya Rp9.605 per dolar AS.

"Menjelang pengumuman BI rate pelaku pasar uang cenderung mengambil langkah hati-hati, apakah tetap, diturunkan atau dinaikan, kondisi itu menjadi salah satu rupiah cenderung melemah," kata pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova.

Ia menambahkan, penanganan fiscal cliff di AS yang belum ada kepastian menjadi salah satu pemicu melemahnya nilai tukar berisiko terhadap dolar AS termasuk rupiah.

Selain itu, lanjut dia, neraca perdagangan yang masih defisit masih membayangi pergerakan nilai tukar domestik terhadap dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, rupiah masih dibayangi isu defisit neraca perdagangan dalam negeri, meski posisi cadangan devisa untuk November 2012 tercatat naik menjadi 111,285 miliar dolar AS dari 110,297 dolar AS.

Menurut dia, naiknya posisi cadangan devisa itu mestinya dapat mengurangi tekanan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang terhadap dolar AS.

"Mata uang rupiah masih mempunyai potensi untuk menguat kembali," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Senin (10/12), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya sebesar menjadi Rp9.653 dibanding posisi sebelumnya senilai Rp9.625 per dolar AS.

(KR-ZMF/A023)

Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2012