Dili (ANTARA News) - Warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari ibukota negara Timor Leste, Dili pada hari Selasa, berjumlah 98 orang dengan penerbangan pesawat Hercules TNI-AU, merupakan sorti ke-10 dari seluruhnya WNI yang tercatat 1.286 telah berhasil dievakuasi keluar dari negeri yang sedang bergolak akibat pertikaian antarsaudara itu. "Dengan bantuan pesawat TNI-AU, Selasa pagi tadi kami telah memberangkatkan rombongan terakhir WNI yang dievakuasi dari Dili ke Kupang (Nusa Tenggara Timur/NTT). WNI yg dievakuasi seluruhnya tercatat 1.286 dalam 10 sorti penerbangan. Untuk akurasi data, saat ini kami sedang memeriksa ulang data WNI yang telah diberangkatkan," kata Sekretaris II Bidang Politik Penerangan dan Sosial Budaya (Polpensosbud) KBRI di Dili, Leroy Siagian kepada ANTARA, dari Dili, Selasa malam. Meskipun proses evakuasi dinyatakan untuk sementara telah berakhir, kata dia, namun pihak KBRI di Dili terus mengikuti secara cermat perkembangan yang terjadi, termasuk terus melakukan pemantauan terhadap WNI yang hingga kini masih belum pulang ke Tanah Air. "Prioritas saat ini adalah mengadakan monitoring terhadap keberadaan WNI di distrik-distrik. Sejauh ini situasi di distrik-distrik masih terkendali. KBRI Dili (juga) telah kembali berfungsi seperti biasa, di bawah pimpinan Duta Besar RI,Bapak Ahmed Bey Sofwan," katanya. Ia mengungkapkan, memang masih ada WNI yang tetap tinggal di Timor Leste, dan para WNI yang tersebar di 12 distrik --selain Dili-- kebanyakan berprofesi sebagai pastor/suster Katholik atau kawin campur dengan warga Timor Leste. "Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka cukup aman di tengah keluarga masing-masing. Walaupun demikian, kami terus mengadakan pemantauan sebagai langkah antisipasi apabila terjadi perkembangan yang kurang menguntungkan," tambahnya. Hanya saja pihaknya mendapatkan informasi bahwa WNI yang telah dievakuasi keluar dari Dili itu banyak yang kehilangan harta benda karena rumah mereka terpaksa ditinggalkan. "Kami menerima beberapa laporan dari beberapa WNI yang telah dievakuasi bahwa mereka telah kehilangan harta bendanya karena dijarah, bahkan ada yang rumahnya sudah habis dibakar. Namun, tidak ada laporan jatuhnya korban WNI tewas atau luka, kecuali saudara Atek yang luka kena tembakan," katanya. Sedangkan seorang WNI, Ari boru Situmorang, telah kehilangan suaminya, seorang polisi warga Timor Leste, yang tewas tertembak saat sejumlah anggota PNTL (sekitar 60 orang) dipindahkan dari markas besarnya di Kaikoli ke markas UNOTIL di "Obrigado Barrack". Menurut Leroy Siagian, Presiden Xanana Gusmao sendiri terus berupaya untuk memulihkan keamanan dengan bantuan pasukan internasional dan terus mengadakan konsultasi dengan para pimpinan institusi-institusi negara Timor-Leste. "Sejak kemarin tidak terjadi kontak senjata di kota Dili. Namun situasi tetap mencekam. Pembakaran rumah-rumah dan pertikaian antarwarga terus berlangsung," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006