Ambon (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak satuan pendidikan di Provinsi Maluku melakukan refleksi dan memilih opsi Implementasi Kurikulum Merdeka.

Hal ini disampaikan usai Kemendikbudristek memperpanjang masa pendaftaran Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2023/2024.

Plt Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto, Ambon, Maluku, Senin, mengatakan, hal ini untuk mengakomodasi dan mengapresiasi antusiasme pemerintah daerah (pemda) mendorong satuan pendidikan di daerah mereka masing-masing untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

“Perpanjangan masa pendaftaran ini juga kesempatan bagi satuan pendidikan dalam mematangkan keputusan opsi Kurikulum Merdeka yang sesuai kebutuhan masing-masing,” kata Aswin.

Aswin menjelaskan bahwa perpanjangan masa pendaftaran dapat memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan yang belum mendaftar sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka.

"Kami mendapatkan banyak permintaan perpanjangan waktu pendaftaran dari berbagai daerah agar satuan pendidikan mendapatkan kesempatan berefleksi dan berembuk bersama untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan mereka," ujarnya. 

Kurikulum Merdeka dihadirkan Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar Episode ke-15 untuk perbaikan sistem pembelajaran dan mendorong agar pendidikan di Indonesia dapat segera bangkit dari krisis pembelajaran.

Baca juga: Kemendikbudristek perpanjang pendaftaran Kurikulum Merdeka

Kurikulum ini dalam konsepnya hadir untuk memberi ruang dan waktu yang lebih banyak dalam pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik, juga memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasional sendiri.

Sementara itu salah satu guru SMA Negeri 2 Ambon (Maluku) Sonya Elly mengungkapkan Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang semakin menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

"Kita ada pada zaman dimana guru terus mengembangkan diri di Kurikulum Merdeka, sekolah dibebaskan mengambil jadwal dengan sistem blok atau periode. Banyak kegiatan di Platform Merdeka Mengajar untuk mengembangkan kurikulum. Pengembangan jam yang bisa diatur, konten materi sudah benar-benar diperhatikan, dan capaian pembelajaran sudah jelas," kata Elly yang juga Guru Penggerak.

Elly juga mengungkapkan bahwa kegiatan paling menarik untuk siswa di Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) karena kegiatan siswa ini tidak pernah ada di kurikulum manapun.

"Pada kegiatan kami mengambil tema kewirausahaan, kami mengambil tema pembuatan makanan Korea. Anak-anak menjalani pembelajaran yang menyenangkan dan relevan untuk mereka, kreatif menciptakan suatu produk, bernalar kritis untuk produk ini bisa sampai dijual, berkolaborasi, dan lainnya. Jadi hal di Kurikulum Merdeka ini menjawab, apa fungsi pendidikan itu," ujar Elly. 

Oleh karena itu ia mengajak satuan pendidikan di Provinsi Maluku untuk ikut mendaftar dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

"Saya benar-benar melihat proses, mereka merdeka belajar, mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya. Dan ini hanya saya lihat dari Kurikulum Merdeka. Dan saya ingin sekali bapak ibu bergabung mengalami hal yang sama dengan saya. Kalau bapak-ibu merasa ada yang kurang, bisa melihat di Platform Merdeka Mengajar, di sana lengkap segala materi yang dibutuhkan," ucap Elly.

Baca juga: Kemendikbudristek: 140 ribu sekolah implementasikan Kurikulum Merdeka

 

Pewarta: Winda Herman
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023