Jakarta (ANTARA) -
Petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi 1444H/2003M untuk pertama kalinya melaporkan kinerja secara digital atau berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan harapan layanan haji menjadi lebih baik.
 
"Ini tahun pertama PPIH Arab Saudi melaporkan kinerja secara digital. Mau dan tidak mau harus melaporkan kinerja secara digital. Digitalisasi adalah keniscayaan untuk pelayanan jemaah haji yang lebih baik," kata Muhammad Henikam Nurzaman, Fasilitator Layanan Siskohat Bimtek PPIH di Asrama Pondok Haji, Jakarta, Senin (10/4/2023).
 
Henikam menjelaskan digitalisasi dalam penyelenggaraan ibadah telah dimulai sejak tahun 2019 untuk petugas kloter. Petugas kloter melakukan pelaporan melalui aplikasi.

"Sebelum tahun 2019 pelaporan memakai buku. Menulis laporan di buku kemudian disobek untuk diserahkan. Susahnya saat puncak haji di Arafah dan Mina, harus mencari tenda," kata Henikam.
 
Pada tahun 2022, lanjut dia, semua proses visa jemaah haji dan pelaporan oleh petugas kloter sudah dilakukan secara digital dan tidak ada yang mengalami kendala.
 
"Tahun ini ditambahkan untuk PPIH Arab Saudi. Pelaporan kinerja seperti distribusi katering, pelaporan transportasi, dan lainnya. Pelaporan kinerja wajib diisi secara harian oleh tiap
petugas," kata Henikam yang juga Pranata Komputer Muda pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ini.
 
Henikam menambahkan digitalisasi penyelenggaraan ibadah haji dengan penyediaan aplikasi Haji Pintar mendapatkan penghargaan dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi karena berhasil mengkoordinasikan jemaah Indonesia berlaku disiplin saat menjalani ibadah haji tahun 2022 di tengah situasi pandemi COVID-19.
 
"Alhamdulillah aplikasi Haji Pintar dapat penghargaan Arab Saudi sebagai aplikasi haji terbaik," katanya.
 
Aplikasi Haji Pintar, lanjutnya, terus dikembangkan dengan beragam fitur mulai pendaftaran haji, pembinaan haji, layanan dalam negeri, layanan luar negeri, informasi jemaah haji, keuangan haji, video tutorial, hingga hak dan kewajiban jemaah haji.
 
"Kalau dulu paspor harus dibawa ke Jakarta. Sekarang untuk mengakomodir generasi z bisa mendaftar haji dari genggaman tangan. Tidak perlu mendaftar haji ke kantor Kemenag atau melakukan setoran awal ke bank, karena semua bisa cukup dari aplikasi Haji Pintar," kata Henikam.

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Maswandi
COPYRIGHT © ANTARA 2023