Jakarta (ANTARA) -
Perwakilan komunitas parkinson Sofyan Lesmana mengatakan bahwa parkinson adalah seni mengalahkan diri sendiri saat berbagi kisahnya dalam rangka memperingati Hari Parkinson Sedunia yang jatuh pada 11 April. 
 
“Parkinson itu seni untuk mengalahkan diri sendiri, dan bagaimana kita mengelola itu setiap hari. Untuk itu setiap hari saya berdoa kepada Tuhan, boleh parkinson serang tubuh, tapi jangan serang otak saya, karena otak saya itu modal untuk terus melanjutkan hidup,” kata Sofyan saat berdiskusi secara daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa.
 
Sofyan berkisah tentang pengalamannya menderita parkinson selama tujuh tahun, yang mana gejala penyakit tersebut muncul saat usianya masih relatif muda, yakni sekitar 33 tahun.

Ia mulai didiagnosis menderita parkinson pada usia 37 tahun, dan hingga saat ini di usianya yang ke-45, Sofyan masih tetap aktif bekerja dan mengonsumsi obat.
 
“Awalnya setelah didiagnosis, muncul perasaan kaget, cemas atau anxiety, dan depresi, entah itu pengaruh dari obat atau penyakit itu sendiri. Namun, saat ini saya terus berjuang dan bertarung mengesampingkan pikiran-pikiran negatif, sebisa mungkin menghindari berpikir yang terlalu berat atau overthinking,” katanya.
 
Sofyan mengatakan, dukungan dari keluarga dan rekan kerjanya sangat penting untuk membuatnya tetap semangat melakoni profesinya sebagai Manajer di bidang Sales.
 
“Dukungan keluarga, utamanya istri sangat mendukung, tetapi karena hanya di akhir pekan saja saya bertemu istri, maka di tempat kerja saya usahakan untuk memberi pengertian dan mengembangkan tim saya untuk back up pekerjaan,” kata Sofyan.
 
Meski masih berjuang melawan parkinson, Sofyan terbukti masih bisa berprestasi, terbukti dengan predikat The Best Sales Manager yang telah diraihnya dari kantor selama dua tahun berturut-turut.
 
Sofyan juga mengatakan, momen Ramadhan ini bisa menjadi sarana bagi para penderita parkinson untuk bersosialisasi agar tidak mudah stres dan merasa sendirian menghadapi penyakitnya setiap hari.
 
Terkait dengan konsumsi obat, Sofyan menyarankan kepada pasien parkinson untuk rutin juga mengonsumsi vitamin, seperti vitamin D dan omega agar badan tetap bugar dan terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa memperparah kondisi parkinson.
 
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, penderita parkinson sudah mencapai 900 ribu.
 
Spesialis Saraf Konsultan dr. Dyah Tunjungsari, Sp.S (K) yang juga hadir pada sesi diskusi mengatakan, saat ini pengobatan parkinson bertujuan untuk membuat pasien agar mudah bergerak, dan mengurangi efek tremor (tubuh bergetar hebat) dan kaku-kaku yang sering terjadi pada pasien parkinson.
 
“Dokter sedang berupaya untuk memperpanjang masa on, yakni masa saat fase obatnya sedang bekerja sehingga pasien aktif bergerak," kata Diah.

Saat ini, masa kerja obat yang ada di Indonesia rata-rata hanya bertahan 6-8 jam. Namun, saat ini juga ada beberapa obat parkinson yang punya efek extended release, yang bisa memperpanjang masa on, obat jenis ini biasanya hanya dikonsumsi satu kali. 
 
Diah juga mengatakan, dokter akan secara rutin menyarankan pasien untuk mengatur waktu makan dan mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung banyak protein, juga bisa dengan kombinasi obat lain.

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023