Teheran (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Nasser Kanaani, Senin (10/4), mengatakan bahwa pemulihan hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi akan berdampak positif terhadap perdamaian, stabilitas, dan keamanan regional.

Seperti dilaporkan kantor berita resmi Iran IRNA, Kanaani mengungkapkan bahwa perjanjian yang dimediasi Beijing antara Iran dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan telah mendapatkan reaksi sangat positif di kawasan tersebut dan disambut baik di tingkat internasional.

Perjanjian tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap penguatan kerja sama regional, sehingga dapat mendorong perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan itu.

Selain itu, perjanjian itu dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi; tidak hanya antara Iran dan Arab Saudi, tetapi juga dengan negara-negara regional lainnya, kata Kanaani.

Dia menambahkan bahwa Iran dan Arab Saudi akan saling mengirimkan duta besar setelah dibukanya kembali misi diplomatik kedua negara tersebut.

China, Arab Saudi, dan Iran, pada 10 Maret lalu, mengumumkan bahwa Arab Saudi dan Iran telah mencapai kesepakatan yang mencakup perjanjian untuk melanjutkan hubungan diplomatik serta membuka kembali kedutaan besar dan misi diplomatik dalam waktu dua bulan.

Dalam sebuah pertemuan di Beijing, Kamis (6/4), Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menandatangani pernyataan bersama yang mengumumkan pelanjutan hubungan diplomatik kedua negara akan segera berlaku.

Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada 2016 sebagai respons atas serangan terhadap misi diplomatik Arab Saudi di Iran, setelah negara kerajaan itu mengeksekusi seorang ulama Syiah.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023