Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengatakan pembangunan manusia merupakan aspek esensial dalam mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045.
 

“Pembangunan manusia diarahkan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang bekerja keras, dinamis, produktif, terampil dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang didukung dengan kerja sama industri dan talenta global,” kata Sekretaris Kemenko PMK Andie Megantara dalam Kelas Literasi Data Bangga Kencana, Stunting dan P3KE yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 

Andie menuturkan untuk mewujudkannya dibutuhkan setidaknya tiga strategi, yang patut dijadikan perhatian oleh semua pihak untuk terus ditingkatkan yakni pelayanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan produktivitas serta pembangunan karakter yang diterapkan, pada setiap tahapan siklus pembangunan manusia mulai dari masa pre-natal hingga lanjut usia.
 

Hanya saja pembangunan manusia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diselesaikan, karena meski tiga strategi itu dijalankan sebaik mungkin, Indonesia masih memiliki tujuh tantangan utama guna mencapai Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Kemenko PMK: Perkuat edukasi tentang dampak negatif perkawinan anak

Baca juga: Kemenko PMK ajak masyarakat terapkan pola makan bergizi seimbang

 

Tujuh tantangan itu adalah pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan, penguatan pelaksanaan perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran dan konvergen serta bersinergi dengan program pemberdayaan dan peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta.
 

Tantangan lainnya adalah peningkatan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas, peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda.
 

“Khususnya saat ini yang menjadi prioritas adalah penurunan stunting. Kemudian ada juga pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem serta peningkatan produktivitas dan daya saing,” katanya.
 

Menurutnya, tantangan pada pembangunan manusia tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan makro saja. Diperlukan pendekatan yang lebih spesifik kepada setiap penduduk. Dalam hal ini hanya bisa dilakukan melalui pendekatan keluarga.
 

Artinya, kata dia, setiap keluarga bisa dibina baik secara ketahanan dan kesejahteraan keluarganya, sehingga terwujud keluarga yang berkualitas dan secara kumulatif akan mewujudkan bangsa yang kuat.
 

Kemudian selain pembinaan keluarga, adanya kebijakan yang kuat dengan berlandaskan pada data yang akurat juga amat penting untuk melewati tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, koordinasi berkala dengan multisektor bisa memperkuat pemberian intervensi yang bersifat targeted (tepat sasaran) dibarengi dengan general policy (kebijakan umum) dengan dukungan kondisi makro yang kondusif.
 

“Untuk itu, syarat utama yang harus dipenuhi adalah tersedianya data yang kredibel untuk memadukan dan mensinergikan lokus dan sasaran kebijakan pembangunan manusia, yang diambil oleh para pengambil kebijakan,” ujar Andie.

Baca juga: Kemenko: Perkuat edukasi tentang peran PHBS dalam mencegah stunting

Baca juga: Menko PMK: Pemda agar optimalkan data kemiskinan ekstrem

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2023