Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah pada awal perdagangan Rabu, dirugikan oleh kombinasi penurunan ekspor dan pemulihan impor, sementara gagal mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi di tengah berkurangnya pasokan mata uang asing diantara perusahaan pengekspor.

Surplus neraca berjalan Rusia menyusut sekitar 73 persen Januari-Maret pada basis tahunan menjadi 18,6 miliar dolar AS, bank sentral mengatakan pada Selasa (11/4), karena jaring pengaman fiskal negara itu menghadapi penurunan tajam pendapatan energi.

Pada pukul 07.50 GMT, rubel melemah 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 82,06 dan telah kehilangan 0,1 persen untuk diperdagangkan pada 89,70 versus euro. Mata uang Rusia diperdagangkan tidak berubah terhadap yuan di 11,91.

Mata uang Rusia mempercepat penurunan selama berbulan-bulan minggu lalu, jatuh ke level terendah satu tahun di 83,5 terhadap dolar, karena kurangnya mata uang asing di Moskow dan penjualan perusahaan-perusahaan Barat di Rusia.

Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada Rabu mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pelemahan rubel disebabkan oleh penurunan ekspor, pemulihan impor, dan harga minyak yang lebih rendah.

Rubel akan mendapat keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi, yang melonjak pada April setelah pengurangan produksi target OPEC+, dengan jeda, tambahnya.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 85,8 dolar AS per barel.

Setelah menghabiskan sebagian besar tahun lalu sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di dunia, rubel telah menderita setelah Barat memberlakukan sanksi baru pada ekspor minyak penting Moskow dalam bentuk batas harga minyak dan embargo Uni Eropa pada ekspor minyak mentah yang dikirim melalui laut Rusia.

Nabiullina menyatakan bahwa pembayaran pajak akhir bulan, yang biasanya membuat eksportir mengubah pendapatan mata uang asing untuk memenuhi kewajiban lokal, akan memberikan dukungan rubel.

Pasokan mata uang asing saat ini tidak mencukupi untuk pemulihan rubel, kata kepala analis Banki.ru Bogdan Zvarich, memperkirakan rubel kembali ke kisaran 75-80 terhadap dolar setelah eksportir mulai mempersiapkan pembayaran pajak.

Indeks saham Rusia lebih rendah. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 970,9 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah pada 2.529,1 poin, turun sedikit dari level tertinggi satu tahun pada Selasa (11/4/2023).

Kementerian keuangan akan mengadakan dua lelang obligasi negara OFZ pada Rabu.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023