Aden (ANTARA News) - Orang-orang bertopeng menembak mati seorang aparat intelijen militer di Yaman selatan, kata satu sumber keamanan setempat, Senin.

Menurut sumber itu, dua orang bersenjata yang naik sepeda-motor melepaskan tembakan ke arah Shaker al-Bani pada Minggu larut malam di dekat rumahnya di kota Ghayl ba Wazir di provinsi Hadramout, menewaskannya seketika, lapor Reuters.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun sumber itu mencurigai militan Al Qaida sebagai pelakunya.

Sejumlah pejabat keamanan dan politikus tewas dalam serangan-serangan di Yaman sejak pasukan negara itu pada pertengahan tahun ini menghalau militan dari sejumlah kota selatan yang mereka kuasai.

Pekan lalu, sejumlah orang bertopeng menembak mati Kolonel Ahmed Barmadah, wakil kepala Kantor Keamanan Politik, badan intelijen domestik, di Hadramout.

Pemulihan stabilitas Yaman merupakan prioritas internasional karena posisi strategisnya yang berdekatan dengan negara pengekspor minyak Arab Saudi dan jalur perkapalan internasional.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Al Qaida, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Al Qaida.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.

Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2012