Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan Pemasok Bahan Baku Obat (Pharma Materials Management Club /PMMC) menilai Indonesia masih mengimpor bahan baku obat dari China, India, dan Eropa karena pasokan dari dalam negeri belum mencukupi.

"Indonesia masih mengimpor bahan baku obat dari China sebesar Rp6,84 triliun, India Rp3,42 triliun dan Eropa Rp1,4 triliun. Meningkatnya permintaan obat di pasar domestik tidak diimbangi dengan pasokan bahan baku dari dalam negeri," kata Ketua Umum PMMC, Kendrariadi Suhanda, di Jakarta, Selasa.

Upaya membangun industri bahan baku obat di Indonesia, menurut Suhanda, membutuhkan kerja keras. Saat ini, beberapa industri bahan baku obat setengah jadi masih mengandalkan bahan dasar impor. Untuk produk parasetamol dan penisilin separuh bahan bakunya masih diimpor, paparnya.

Pembangunan pabrik bahan baku obat di Indonesia, lanjut Suhanda, harus memperhitungkan pasokan ke pasar ekspor.

"Pasar farmasi nasional saat ini masih relatif kecil, hanya 0,4 persen dari total pasar farmasi dunia," ujarnya.

Suhanda menambahkan, pemerintah bisa memberikan fasilitas insentif "tax holiday" untuk investasi bahan baku.

"Industri farmasi membutuhkan insentif karena membutuhkan modal besar, minimal 100 juta dolar AS. Investasi di sektor ini membutuhkan insentif pengurangan pajak seperti `tax holiday` dengan jangka waktu lima tahun," tuturnya.
(KR-SSB/S004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012