Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), Hari S Noegroho, mengatakan, prosedur darurat pada menara Pengatur Lalu-lintas Udara atau ATC di Bandara Soekarno Hatta tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Prosedur darurat tidak berjalan dan sumber daya manusia tidak terlatih. Sehingga begitu terjadi permasalahan, SDM malah kebingungan," ujar dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, seharusnya pengawasan internal juga memikirkan mengenai prosedur darurat. "Internal audit yang dilakukan selama ini, hanya audit administrasi dan keuangan. Sedangkan audit teknologi jarang dilakukan."

Untuk itu IATI mengusulkan audit teknologi menyeluruh dalam penggunaan fasilitas dan sarana teknologi pendukung keamanan penerbangan dan layanan bandara internasional yang ada di Indonesia. "Audit teknologi jarang dilakukan sehingga tidak siap di dalam keadaan darurat."

IATI juga mengusulkan melakukan peninjauan kembali Standard Operational Procedure dan mekanisme operasional ATC dan fasilitas terkait dalam pengamanan penerbangan.

Kemudian, terdapat tiga hal yang diperlukan yakni fasilitas pendukung menerapkan back-up otomatis, alat navigasi yang terhubung dengan bandara lain, prosedur perbaikan dan perawatan yang berjalan baik.

"Angkasa Pura hendaknya mampu meningkatkan fungsi tata kelola resiko yang tepat sesuai dengan kondisi dan resiko masing-masing bandara."

Konsultan Ketenagalistrikan PT Angkasa Pura II, Pekik Argo Dahono, mengatakan teknisi di ATC setelah Uniterruptible Power Supply (UPS) meledak pada Minggu (16/12). "Apalagi terjadi pada jam sibuk," kata dia.

Kerusakan UPS yang terjadi menyebabkan radar bandara mati dan sejumlah penerbangan tertunda.

(I025/M009) 

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2012