Moskow (ANTARA) - Rubel melemah kembali melewati 82 terhadap dolar pada awal perdagangan Senin, menunggu dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan dan dampak positif dari harga minyak yang lebih tinggi, sementara indeks saham acuan Rusia naik ke level tertinggi lebih dari satu tahun.

Pada pukul 07.47 GMT, rubel melemah 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 82,07 dan telah kehilangan 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 90,28 versus euro. Mata uang Rusia juga telah turun 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 11,93.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 86,3 dolar AS per barel.

Rubel akan mendapatkan dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan yang biasanya membuat eksportir mengubah pendapatan mata uang asing mereka untuk memenuhi kewajiban lokal. Pajak jatuh tempo pada 28 April.

Mata uang Rusia juga akan melihat dorongan tertunda dari harga minyak yang lebih tinggi bulan ini, yang berarti pendapatan ekspor yang lebih tinggi.

Kementerian keuangan Rusia dan bank sentral sedang menyusun mekanisme untuk membatasi pembelian harian mata uang asing di pasar domestik, harian Vedomosti melaporkan pada Senin, mengutip Ivan Chebeskov, kepala departemen kebijakan keuangan kementerian keuangan.

Langkah tersebut bertujuan untuk membatasi pengaruh pada nilai tukar rubel dari kesepakatan besar karena perusahaan-perusahaan asing menjual aset Rusia mereka kepada pembeli lokal sebagai tanggapan atas Moskow yang mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina tahun lalu.

Indeks saham Rusia lebih tinggi. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 990,2 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 1,0 persen lebih tinggi pada 2.579,9 poin, mencapai titik terkuat sejak 11 April 2022.

Baca juga: Dolar "rebound" karena ekspektasi kenaikan suku bunga Fed meningkat
Baca juga: Rupiah turun di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Yuan tergelincir 73 basis poin menjadi 6,8679 terhadap dolar AS

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023