Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Muhammadiyah menggelar Refleksi 55 Tahun Deklarasi Djuanda bertema Kedaulatan Nusantara Untuk Kejayaan Bangsa di Gedung PP Muhammadiyah di Jakarta, Rabu malam.

Acara itu digelar untuk mengenang jasa besar Djuanda Kartawidjaja selaku tokoh yang mencanangkan Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957, dengan mengintegrasikan seluruh wilayah kepulauan dan laut yang menjadi wilayah teritorial Indonesia.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, tidak banyak yang mengenal jasa dan sosok Djuanda Kartawidjaja sebagai salah tokoh Muhammadiyah dalam Deklarasi Djuanda.

"Refleksi ini kami lakukan untuk mengenang jasa pak Djuanda dalam mengukuhkan kedaulatan teritorial, dengan memasukkan laut dalam kepulauan Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam NKRI," kata Din di sela-sela kegiatan tersebut.

Menurut Din, jasa besar Djuanda Kartawidjaja wajar diperingati dan dilanjutkan. Muhammadiyah akan melakukan penegakkan kedaulatan harga diri harkat dan martabat bangsa dengan memprakarsai gerakan menegakkan kedaulatan salah satunya di bidang energi.

"Kami sudah melakukan `judicial review` di bidang energi yang belum berdaulat, di mana sumber daya alam saat ini belum dikuasai sepenuhnya oleh negara dan belum digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat," kata dia.

Din mengatakan, pihaknya merasa bersalah dan malu karena telah membiarkan jasa Djuanda Kartawidjaja terlupakan dan terabaikan bahkan tidak diketahui para generasi penerus bangsa.

Ke depan, Muhammadiyah secara simultan melakukan acara serupa untuk mengenang Djuanda sebagai salah satu tokoh yang berjasa bagi bangsa dan negara.

"Dari pada tidak sama sekali, maka kita mulai dari sekarang," kata dia.

Dalam acara Refleksi 55 Deklarasi Djuanda, turut hadir sejumlah tokoh antara lain Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari, menantu Djuanda Kartawidjaja, yakni Awaloedin Jamin serta pengamat politik Kusnanto Anggoro.

(R028/S023)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2012