Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan gempa Tuban dengan magnitudo 6,9 dan kedalaman 636 km, memiliki getaran yang membuat guncangannya terasa di wilayah yang lebih jauh yakni selatan Jawa.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari diikuti di Jakarta, Selasa,menuturkan bahwa getaran berasal dari tumbukan lempeng tebal yang beradu dengan lempeng lainnya di sisi bawah.  

"Sehingga mungkin ketika sisi bawah ini yang terkena, guncangannya terasa lebih jauh. Berbeda dengan gempa dangkal yang guncangan itu sangat signifikan ini menyebabkan gempa Tuban kemarin dirasakan juga dominan di Selatan Jawa, bukan di utara Jawa," ujar Abdul. 

Abdul menjelaskan posisi lempeng tersebut bertemu di Samudra Hindia, sekitar 400 kilometer lepas pantai. Satu bidang tersebut melepaskan energi ke bagian paling bawah, yang bertemunya di utara Pulau Jawa.

"Tapi sebenarnya itu lempeng-lempeng laut wilayah batasan, yang kita menyebutnya zona benioff atau zona tunjaman, yang titik batas paling bawahnya kalau kita tarik itu ada di sekitar utara Pulau Jawa ini," ujar Abdul.

Dia menjelaskan kejadian gempa di utara Jawa terjadi tidak sesignifikan gempa di selatan Jawa. Namun sering terjadi gempa dalam tersebut.

Meski tidak menimbulkan dampak signifikan, hal itu tetap menjadi catatan BNPB. Namun, menurut Abdul bukan menjadi faktor utama yang dipertimbangkan ketika berbicara mitigasi gempa.

Baca juga: BNPB sebut empat rumah rusak akibat gempa magnitudo 6,6

Baca juga: BNPB catat kenaikan kejadian karhutla pekan kedua April

Baca juga: BNPB sebut empat rumah rusak akibat gempa magnitudo 6,6



 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2023