Jakarta (ANTARA) - Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen mengimbau masyarakat agar tidak takut mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol saat Lebaran asalkan bisa menakar porsi dengan baik.
 
"Kolesterol itu bukan musuh, kolesterol itu baik, maka jangan dimusuhi selama masih bisa dikontrol," kata dr. Tan dalam acara diskusi mengenai cara menjaga kesehatan tubuh saat Lebaran yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
dr. Tan mengatakan jika seseorang memiliki kolesterol yang sedikit justru akan menimbulkan perasaan mudah stres dan sulit berpikir, maka kolesterol membantu tubuh dalam mengatasinya.
 
Dia juga mengatakan 80 persen kolesterol yang ada pada manusia berasal dari organ hati manusia itu sendiri, maka penyakit yang berhubungan dengan kolesterol bukanlah penyakit yang dibentuk pada satu momen Lebaran saja.
 
"Makan selama satu hari kenyang luar biasa tidak akan menyebabkan anda sakit, yang salah itu adalah saat ini orang banyak yang sudah colong start from day one," kata dokter yang memperoleh gelar Doktor Ahli Gizi Komunitas di Universitas Indonesia itu.
Menurutnya kebiasaan buka puasa bersama yang dilakukan kebanyakan masyarakat merupakan salah satu pemicu dari penyakit yang disebabkan oleh kolesterol yang berlebih.
 
Dia menyesalkan banyak masyarakat yang mengadakan buka puasa bersama dengan menu-menu yang bersantan dan berkolestrol tinggi.
 
"Dulu makan rendang dan opor itu adanya ketika Lebaran saja, sekarang mudah sekali menemukan menu tersebut ketika berbuka puasa, akhirnya kolesterol menumpuk sejak awal puasa," ujarnya.
 
dr. Tan menyarankan agar membagi porsi makan menjadi setengah piring sayur dan buah, seperempat piring nasi, dan seperempat piring lagi lauk pauk tanpa kuah agar tetap bisa makan enak dengan tetap memperhatikan kesehatan saat Lebaran.
 
Dia juga menyarankan untuk makan dengan menu berbeda jika hendak berkunjung ke rumah kerabat untuk menjaga asupan gizi seimbang karena tidak menumpuk kalori dari jenis makanan yang sama.
 
"Menu masakan Indonesia itu aman asal jangan berlebihan dan dihidangkan sesuai dengan gizi seimbang," pungkasnya.

Baca juga: Ini rekomendasi dokter gizi untuk menu buka puasa lebih sehat

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023