Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Adi Sulistyowati menyampaikan perseroan menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp743,7 triliun pada kuartal I-2023, atau tumbuh sebesar 7,4 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022.

“Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada CASA, khususnya CASA transaksional yang kuat melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif serta peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi mobile banking dan BNI Direct,” ujar Susi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, CASA perseroan yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9 persen yoy dengan rasio CASA mencapai 69 persen, yang mana pertumbuhan kredit dan CASA tersebut membuat perseroan mampu mengelola Net Interest Margin (NIM) terjaga pada level 4,7 persen.

Sementara itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyampaikan pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4 persen.

Dia mengatakan indikator kecukupan likuiditas perseroan lainnya, seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator.

Lebih lanjut, dia menjelaskan tingkat kecukupan permodalan juga terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6 persen, atau naik 230 basis poin secara tahunan.

“Kecukupan likuiditas dan permodalan perseroan ini menjadi bekal penting untuk terus tumbuh dengan tetap memiliki ketahanan yang kuat dalam mengantisipasi risiko di masa depan serta menjaga kepercayaan nasabah dan seluruh stakeholders," kata Novita.

Sebagai informasi, perusahaan BUMN berkode saham BBNI ini membukukan laba bersih senilai Rp5,2 triliun pada kuartal I-2023, atau tumbuh 31,8 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp3,96 triliun pada periode sama tahun 2022.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023