Klaten (ANTARA News) - Para wartawan yang setiap hari melakukan tugas peliputan berita di Magelang mengirimkan ribuan nasi bungkus kepada para korban gempa bumi di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah (Jateng). "Kami mewujudkan keprihatinan terhadap para korban melalui penyaluran nasi bungkus kepada korban di desa-desa terutama yang belum terjangkau bantuan," kata wartawan senior Magelang Tuhu Prihantoro di Klaten, Kamis. Selain ribuan nasi bungkus, katanya, wartawan Magelang dari berbagai media cetak dan elektronika itu menyalurkan langsung antara lain sejumlah terpal, puluhan pelita, "senthir", puluhan kardus air mineral dan ratusan paket roti kering, Kamis (1/6). Sasaran penyaluran bantuan itu di beberapa tempat di Desa Kerten Kecamatan Gantiwarno Klaten yang luluh lantak akibat gempa bumi Sabtu (27/5) pagi erkekuatan 5,9 skala richter yang melanda Klaten (Jateng) dan Yogyakarta antara lain Dusun Sangiran, Gedonga, Petung, Kerten Tegal, Kerten Tengah, Kerten Kulon, Kalijuwe, Tenggil dan Gunung Wungkal yang berbatasan dengan pegunungan wilayah Kabupaten Sleman. Setiap wartawan Magelang, kata Tuhu yang juga wartawan SKH Suara Merdeka terbitan Semarang Jateng yang bertugas di Magelang itu, secara sukarela mengusahakan berbagai bentuk bantuan tersebut lalu dikumpulkan dan diserahkan kepada korban gempa. Mereka secara bersama-sama dengan diangkut sejumlah mobil ke lokasi bencana Kabupaten Klaten untuk secara langsung menyerahkan berbagai bantuan itu dengan dipandu warga Kerten, Sukir sebagai penghubung dengan wartawan Magelang. "Kami mencari penghubung warga setempat supaya penyaluran tepat sasaran," katanya. Hartoyo (60) warga Dusun Gunung Wungkal Desa Kerten mengaku, masyarakat setempat yang terdiri 52 KK atau 185 jiwa korban gempa baru tiga hari terakhir mulai mendapatkan bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak. "Kami juga membutuhkan minyak goreng dan minyak tanah untuk lampu minyak karena sampai sekarang listrik masih padam," katanya. Wilayah Kerten terletak sekitar 20 kilometer Barat Daya Kota Klaten. Pada Kamis (1/6) terlihat di beberapa titik, di tepi kanan dan kiri jalan segerombolan anak-anak korban gempa meminta-minta sumbangan kemanusiaan dalam berbagai bentuk kepada para pengguna jalan. Sedangkan warga di dusun-dusun kawasan itu mendirikan tenda darurat di pekarangan rumah masing-masing yang luluh lantak diterjang gempa bumi. Sejumlah warga lainnya selain mulai membersihkan puing-puing kerusakan rumah juga ada yang telah bekerja di sawahnya untuk menggarap pertanian. Warga setiap rukun tetangga mendirikan posko-posko untuk menerima dan mencatat bantuan dari berbagai relawan dan selanjutnya menyalurkan bantuan itu kepada setiap warga. Sutanto warga Dusun Petung Kerten mengaku harus "jemput bola" untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan karena wilayahnya terpencil atau terletak jauh dari jalan. "Kalau tidak begini kami tidak memiliki logistik untuk kebutuhan sehari-hari," katanya saat mencegat wartawan Magelang yang sedang membagikan nasi bungkus di Dusun Gedongan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006