Pontianak (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan uji publik mengenai kurikulum 2013 di Pontianak, Jumat.

Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan uji publik dilakukan untuk menjaring pendapat dan masukan berbagai pihak.

"Sekarang, tahap ketiga. Setelah ini, baru diputuskan kurikulum pendidikan 2013 seperti apa," katanya.

Menurut dia, pada kurikulum pendidikan 2013 yang sedang dibahas, selain ada dalam proses, juga "tagihan".

"Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua program studi," kata dia.

Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.

Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam. Sementara di Indonesia, "tagihan" hanya mendapat sertifikat. "Padahal, harus dievaluasi hasil dari pelatihan guru," ujar dia.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar, Alexius Akim mengatakan kurikulum 2013 menekankan siswa agar kreatif dan inovatif. Ia mengingatkan yang juga sangat penting adalah kesiapan guru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk membentuk siswa menjadi sumber daya manusia yang kuat.

Ia mengatakan, setelah uji publik, baru sosialisasinya kepada para guru dan pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
(T011/M008)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012