Moskow (ANTARA) - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan, yang diduduki Rusia sejak tahun lalu, akan segera berhenti menggunakan bahan bakar nuklir buatan Amerika Serikat, lapor kantor berita Interfax mengutip seorang pejabat pemerintahan Rusia, Kamis.

PLTN terbesar di Eropa itu, yang sebagian besar dibangun pada masa Uni Soviet, tadinya memang menggunakan bahan bakar nuklir dari Rusia, tetapi Ukraina kemudian berangsur-angsur menggantungkan pasukan bahan bakar nuklir kepada Westinghouse Electric Corporation.

Perusahaan energi AS itu didirikan oleh George Westinghouse pada 1886.

Keputusan Ukraina untuk beralih kepada Westinghouse diambil menyusul konflik pertama negara itu dengan Rusia pada 2014.

Tahun lalu, pasukan Rusia menduduki PLTN tersebut sewaktu menginvasi sebagian wilayah Ukraina.

Sejak itu, fasilitas nuklir tersebut menjadi titik sentral dalam krisis keamanan nuklir karena hampir terus-terusan menjadi sasaran bombardemen. Rusia dan Ukraina saling tuding menjadi pelaku penyerangan terhadap PLTN itu.

Renat Karchaa, penasihat direktur jenderal perusahaan energi nuklir Rusia, Rosenergoatom, yang mengurusi PLTN Zaporizhzhia, berkata kepada Interfax bahwa PLTN ini memiliki cadangan bahan bakar nuklir buatan AS untuk empat tahun lagi.

Namun, Rosenergoatom akan berusaha secepat mungkin menggantikan bahan bakar nuklir buatan AS itu dengan bahan bakar nuklir buatan Rusia karena Rusia memiliki keunggulan tersendiri dalam teknologi bahan bakar nuklir, kata Karchaa.

Sumber: Reuters

Baca juga: Serangan rudal Rusia tewaskan dua warga kota Zaporizhzhia
Baca juga: Bos IAEA kunjungi PLTN Zaporizhzhia cegah bencana nuklir


Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023