Biak, Papua (ANTARA) - Khatib shalat Idul Fitri di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, ustadz Syukriadin mengingatkan kepada umat Islam bahwa selepas ibadah puasa Ramadhan 1444 Hijriah ada dua hal harus dijaga oleh semua warga Muhammadiyah, yakni senantiasa berbakti kepada ibu bapak dan menjaga tali silaturahim dengan orang tua.

"Allah subhanahu wa ta ala (SWT) telah memerintahkan kepada umat-Nya untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua dan tidak mengeluarkan kata-kata kasar kepada mereka," katanya dalam khutbah pada shalat Id di hadapan 60-an kepala keluarga warga Muhammadiyah Kabupaten Biak Numfor, di Biak, Jumat.

Pada khutbah yang mengangkat kisah sahabat Rasulullah Muhammad  shallallahu alaihi wasallam (SAW), bernama Alqamah, seorang sahabat yang sangat taat.

Ia tidak pernah melalaikan shalat wajib ataupun sunnah. Amalan puasa dan sedekah tidak pernah terlewat. Namun, di penghujung hayat ia susah mengucapkan kalimat syahadat.

Saat Alqamah sakit keras, istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah dengan tujuan memberi kabar bahwa suaminya sakit kritis dan sepertinya sedang menghadapi sakaratul maut.

Begitu menerima kabar, Rasulullah langsung mengutus Ammar, Bilal, dan Shuhaib untuk menjenguk ‘Alqamah dan mengajarinya mengucap kalimat tauhid, "Lailahaillallah". Namun, lisannya tidak kuasa berucap.

"Hingga Rasulullah datang dan mengatakan kepada sahabat, apakah Alqamah masih punya orang tua dan dijawab sahabat masih ada ibunya Alqamah. Dan, kalau begitu panggil menghadap Rasulullah," kata pengasuh pondok Pesantren Hidayatullah Biak itu.

Ketika ditanya Rasulullah, ibu Alqamah menjawab bahwa anaknya seorang ahli ibadah dan menunaikan semua kewajiban shalat, sedekah, puasa, tetapi dia tidak memerdulikan dan lebih mementingkan istrinya dan tidak merawatnya hingga tua.

Mendengar penjelasan ibu Alqamah, menurut ustadz Syukriadin, Rasulullah SAW lantas berkata bahwa jika ibu tidak memaafkan Alqamah maka kita bakar saja supaya ibu bisa melihat kondisi tubuhnya dibakar.

Ketika sahabat mengumpulkan kayu api untuk membakar Alqamah, dan si ibu merasakan kesedihan atas penderitaan itu, tetapi saat bersamaan dia menghadap Rasulullah SAW dan berkata ibunya telah memaafkan Alqamah atas kesalahan terhadap ibu.

"Dan akhirnya setelah ibu Alqamah mengucapkan kata maaf dan berkata wahai Rasulullah, dia itu anakku. Hatiku tetap tak tega melihanya membakar tubuhnya. Aku sudah mengampuni, dan saat itu juga anaknya dapat mengucapkan syahadat," katanya.

Oleh karena itu melalui momentum hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah, menurut Syukriadin, sebagai anak harus dapat menyayangi ibu dan bapak sepanjang hayat dan merawat kedua orang tua yang masih hidup sebagai bentuk pengabdian dan kasih sayang bakti seorang anak kepada ibu dan ayah.

"Tetap selalu menjaga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan kepada orang tua guna mendapatkan ridha dari Allahu SWT," kata Syukriadin.

Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Biak Bardanudin Mulyono mengucapkan terima kasih kepada umat Islam di Kabupaten Biak Numfor yang menghormati dan menjaga pelaksanaan shalat Id warga Muhammadiyah dapat berjalan lancar, aman dan kondusif hingga selesai.

Shalat Id warga Muhammadiyah 1 Syawal 1444 H bersamaan Jumat 21 April 2023 dimulai pukul 07.00 WIT dan berakhir sekitar pukul 07.35 WIT.

Baca juga: Ribuan umat Islam Kota Jayapura shalat id di halaman parkir Uncen

Baca juga: MuhammadiyahPapua: perbedaan Idul Fitri perkuat toleransi beragama


Baca juga: Umat Islam Kabupaten Biak Numfor bersihkan lokasi Shalat Id
Baca juga: Muhammadiyah Biak tetapkan Idul Fitri 17 Juli

Pewarta: Muhsidin
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2023