Houston (ANTARA) - Harga minyak mentah lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah data ekonomi yang kuat di zona euro dan Inggris, tetapi minyak berjangka turun untuk minggu ini karena ketidakpastian suku bunga dan permintaan membebani.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 50 sen menjadi menetap di 77,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 56 sen menjadi ditutup di 81,66 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Brent membukukan kerugian mingguan sebesar 5,4 persen, sementara WTI turun 5,6 persen.

Kedua harga acuan minyak mentah turun lebih dari dua persen pada Kamis (20/4/2023) - ke level terendah sejak pengumuman tak terduga pada awal April tentang pengurangan produksi oleh beberapa negara OPEC - karena kekhawatiran resesi dan pembengkakan persediaan bensin AS.

Data survei dari zona euro dan Inggris mengangkat harga minyak pada Jumat (21/4/2023).

Pemulihan ekonomi zona euro secara tak terduga meningkat bulan ini karena industri jasa dominan blok tersebut melihat permintaan yang sudah meningkat, lebih dari mengimbangi penurunan yang semakin dalam di manufaktur, survei menunjukkan.

"Sepertinya ekonomi pulih dari musim dingin yang lemah saat ini, tetapi kelemahan manufaktur tetap menjadi perhatian dan meredam kenaikan," kata ekonomi ING dalam sebuah catatan.

Bisnis Inggris juga melaporkan peningkatan aktivitas dan inflasi biaya input paling lambat dalam lebih dari dua tahun, sebuah survei industri menunjukkan.

Di India, pemrosesan minyak mentah di penyulingan tetap mendekati rekor tertinggi pada Maret, data pemerintah sementara menunjukkan, melayani permintaan musiman yang solid di konsumen minyak terbesar ketiga di dunia itu.

Prospek pasokan yang lebih ketat menambah dukungan, dengan para analis mengharapkan penarikan dari persediaan bulan depan, sebagai akibat dari penurunan target produksi OPEC dan meningkatnya permintaan China.

"Pengetatan pasokan diperkirakan kemungkinan akan mendorong harga naik dalam jangka menengah," Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan.

Raksasa jasa ladang minyak SLB mengalahkan estimasi Wall Street untuk laba kuartal pertama, karena kenaikan harga minyak mentah dan pasokan yang ketat meningkatkan permintaan untuk layanannya.

Namun, ketidakpastian ekonomi dan prospek kenaikan suku bunga terus membayangi pasar minyak.

Ketidakpastian permintaan, terutama untuk musim mengemudi musim panas yang akan datang, terus membebani pikiran pedagang, kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

"Pasar masih di bawah tekanan dengan kekhawatiran tentang permintaan," kata Lipow.

Federal Reserve AS, Bsentral Inggris dan Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu di minggu pertama bulan depan.

Dalam pasokan AS, perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk pertama kalinya dalam empat minggu, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Jumlah rig minyak, indikator awal produksi di masa mendatang, naik tiga menjadi 591 dalam seminggu hingga 21 April.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Maswandi
COPYRIGHT © ANTARA 2023