Pontianak (ANTARA News) - Pencairan dana bergulir Kementerian Koperasi dan UKM dari Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM tahun 2005 untuk perkuatan lembaga keuangan mikro di daerah mengalami kendala. "Sampai saat ini kami belum bisa mencairkan dana bergulir sebesar Rp500 juta dari PKPS BBM padahal sudah digulirkan sejak akhir 2005. Ini mengganggu kinerja koperasi karena kami butuh tambahan modal untuk meningkatkan pendapatan," kata Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Ampuh Pontianak, M Buchari di Pontianak, Jumat. Menurut Buchari, pencairan dana bergulir tersebut seharusnya melalui Bank Mandiri namun sampai kini belum dilakukan hingga akhirnya diputuskan dialihkan ke perbankan lokal. "Pihak Kementerian Koperasi dan UKM kemudian mengalihkan pencairannya ke bank lokal karena Bank Mandiri prosesnya cukup lama. Tapi itu (pencairan dari bank lokal-red) butuh waktu," katanya. KSU Karya Ampuh berencana akan meningkatkan jumlah pembiayaan, modal usaha dan kerjasama dengan pihak ketiga di sejumlah daerah melalui dana bergulir tersebut. Koperasi yang sempat terpilih sebagai salah satu UKM terbaik versi Dji Sam Soe Award 2004 itu mempunyai unit usaha di bidang simpan pinjam, pengadaan sembilan bahan pokok, perikanan, kerajinan, konveksi, perkebunan dan pembayaran rekening listrik. Ia menambahkan, merosotnya produksi sektor perkayuan di daerah perhuluan berdampak ke kinerja KSU Karya Ampuh. "Unit usaha Karya Ampuh yang paling besar volumenya yakni dalam pengadaan sembilan bahan pokok untuk sejumlah koperasi di Kabupaten Kapuas Hulu," katanya. Berdasarkan data dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2005, volume usaha unit sembako mencapai Rp750 juta atau lebih besar dari unit simpan pinjam sebesar Rp675 juta. Namun, lanjutnya, untuk 2006 volume dari unit usaha pengadaan sembako itu dipastikan menurun karena melemahnya daya beli masyarakat di pedalaman yang selama ini hidup dari sektor perkayuan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006