Palu (ANTARA News) - Wakil Komandan Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah AKBP Hudaya mengatakan anak buahnya yang selamat saat penembakan di Poso hingga saat ini masih trauma.

"Mereka masih `shock`. Saya coba ajak bicara, mereka hanya menangis," kata Hudaya di Palu, Rabu.

Dia juga mengaku masih berduka terkait empat anggotanya yang gugur saat bertugas di Kabupaten Poso.

Sebagian besar korban meninggalkan istri dan anak-anak yang masih di bawah lima tahun. Bahkan, istri Brigadir Anumerta Eko Wijaya masih mengandung anak ketiga.

Hudaya sendiri memaklumi kesedihan anggotanya yang selamat itu karena menyaksikan langsung rekannya ditembak secara sadis oleh kawanan bersenjata di Desa Kalora, Kabupaten Poso, pada 20 Desember 2012.

Lima dari sembilan Brimob, Bripka Agus Sutrasto, Briptu Ilham Agus, Briptu Yulianto Pamungkas, dan Briptu Lungguh Unggara, selamat dalam insiden itu.

Briptu Lungguh Unggara menderita luka tembak di kaki kiri dan saat ini masih berobat jalan di rumah sakit.

Sementara Briptu Siswandi saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati Jakarta karena mendapat luka tembakan di leher hingga tembus ke rahang.

Sementara empat korban tewas Briptu Ruslan, Briptu Winarto, Briptu Eko Wijaya Sumarno dan Briptu I Wayan Putu Aryawan sudah dimakamkan dan mendapatkan kenaikan satu pangkat lebih tinggi.

Hudaya mengatakan patroli rutin yang dilakukan polisi adalah dalam rangka menciptakan rasa aman di masyarakat dari ancaman kelompok sipil bersenjata di Poso.

Patroli itu juga dilakukan sesuai prosedur tetap dan arahan pimpinan pasukan.

Hingga saat ini Polda Sulawesi Tengah, Markas Brimob Polda, serta Polres yang ada di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah masih mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung.

(R026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2012