Bengkulu (ANTARA News) - Ratusan kios Pasar Percontohan Nasional di kawasan Panorama, Kota Bengkulu, tidak ditempati karena pedagang memilih berjualan di lahan parkir.

"Pembangunan Pasar Percontohan Nasional (PPN) selesai dibangun pada 6 Desember 2012, namun tak satu pun pedagang mau menempatinya, lebih memilih lahan parkir," kata seorang pedagang bahan makanan, Zuraida, Kamis.

Ia mengatakan menjamurnya pedagang yang berjualan di pinggir jalan raya yang merupakan lahan parkir itu, karena ketidaktegasan Dinas Perdagangan Perindustrian (Disprindag) Kota Bengkulu.

Akibatnya, bangunan ratusan kios yang menghabiskan dana puluhan miliar rupiah bantuan pusat tersebut, mubazir, dan bahkan pedagang yang menempati bangunan kios tahap pertama sebelumnya justru akan menyewa lahan parkir setempat.

Apabila seluruh pedagang berjualan di pinggir jalan raya itu, maka jalan di sekitar Pasar Panorama akan "mati". Jalan yang lebarnya 20 meter tinggal enam meter.

"Kami mengharapkan ketegasan pejabat Disprindag karena saat unsur muspida turun ke lokasi pekan lalu, ia berjanji akan menertibkan pedagang berjualan dilahan parkir tersebut," katanya.

Seorang pedagang yang menempati kios pembangunan tahap pertama Ucok mengatakan, pihaknya sedang negosiasi dengan pemilik parkir untuk menyewa lahan di pinggir jalan.

"Kami berjualan di dalam kios tidak ada pembeli karena konsumen cukup berbelanja di pinggir jalan raya," katanya.

Seorang pemilik lahan parkir Targiman mengatakan pihaknya sedang dilobi pedagang yang berjualan di kios di dalam pasar. "Apabila mereka berjualan di lahan parkir, maka tidak ada lagi jalan umum, semuanya tertutup pedagang," ujarnya.

Kabid Pasar Disprindag Kota Bengkulu Bambang mengatakan pihaknya secepatnya akan menertibkan pedagang yang berjualan di lahan parkir itu, karena mengganggu jalan raya.

Ia mengatakan seluruh pedagang sudah memiliki kios di dalam pasar tradisonal modern tersebut, namun mereka selama ini membandel, dan akan ditertibkan.

"Saya baru beberapa hari menduduki jabatan kabid perdagangan, termasuk kepala dinas juga baru diganti, jadi wajar kalau pedagang belum ditertibkan," ujarnya.

(Z005/M008)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2012