Surabaya (ANTARA News) - Setelah mengimplementasikan di wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya dalam Sistem Kliring Nasional (SKN), Bank Indonesia menargetkan akhir 2007 seluruh wilayah Indonesia telah terhubung dalam satu wilayah kliring. Rencana itu disampaikan Deputi Gubernur BI Maulana Ibrahim kepada wartawan usai peresmian implementasi SKN untuk wilayah Jatim yang dilakukan Wakil Gubernur Jatim Drs Soenarjo di kantor BI Surabaya, Jumat. "Setelah Surabaya, segera menyusul wilayah Sumatera dan Kalimantan hingga terakhir wilayah timur Indonesia. Rencananya, akhir 2007 seluruh wilayah sudah terhubung dalam SKN," katanya. Didampingi Pimpinan BI Surabaya Lucky Fathkul, Maulana Ibrahim mengatakan SKN sudah diluncurkan sejak Agustus 2005 lalu dan hingga kini sudah ada tiga wilayah yang terhubung. Hingga saat ini, sekitar 72,5 persen transaksi kliring telah terintegrasi secara nasional dengan nilai transaksi yang diproses mencapai Rp4,5 triliun. "Selain lebih cepat dan meminimalisir kemungkinan resiko yang timbul terkait masalah teknis, SKN juga lebih menghemat biaya. Sekitar Rp750 juta per bulan dana operasional yang bisa dihemat dengan sistem ini," katanya. Maulana menganggap wilayah Jatim sebagai salah satu area penting karena memiliki perputaran dana cukup besar. Tahun 2005 lalu, volume perputaran kliring di Jatim mencapai 9,7 juta transaksi dengan nilai Rp185 triliun. "Jumlah itu sekitar 13,7 persen dari total transaksi kliring secara nasional," tegasnya. Pimpinan BI Surabaya Lucky Fathkul menambahkan hingga kini telah diselesaikan tahapan implementasi di 16 wilayah kliring di Jatim yang merupakan wilayah kerja BI Surabaya, meliputi KBI Jember, Kediri dan Malang. "Jadi transfer dana melalui kliring telah menjangkau hingga tingkat kabupaten dan kecamatan," katanya. SKN merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi sistem pembayaran dan dirancang untuk meningkatkan efisiensi, kehandalan serta keamanan dalam operasional sistem pembayaran. Penerapan SKN mempermudah akses transfer dana dan mempercepat pengiriman dana dari dan ke seluruh wilayah Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006