Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengemukakan, kinerja pasar modal Indonesia selama 2012 masih positif di tengah kondisi perekonomian global yang kurang kondusif.

Ketua Bapepam-LK Ngalim Sawega dalam konferensi pers akhir tahun di Jakarta, Jumat mengatakan, positifnya kinerja pasar modal Indonesia salah satunya dapat dinilai dari indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencatatkan peningkatan.

Ia mengemukakan pada perdagangan Kamis 27 Desember 2012, IHSG ditutup pada posisi 4.281,86 atau meningkat sebesar 12,03 persen dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan akhir tahun 2011 yang berada di posisi 3.821,99 poin.

"Artinya, saham kita masih menarik, kenaikan indeks BEI itu cukup tinggi. Kenaikan indeks BEI merupakan yang tertinggi ke delapan di dunia, sementara bursa Thailand pertumbuhannya tertinggi di dunia, yakni sebesar 34 persen," ujar dia.

Seiring dengan penguatan IHSG BEI itu, lanjut Ngalim, nilai kapitalisasi pasar saham di BEI juga mengalami peningkatan sebesar 15,69 persen, dari Rp3.537,29 triliun pada akhir tahun 2011 menjadi Rp4.092,23 triliun per 27 Desember 2012.

Meski demikian, ujarnya, nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing mengalami penurunan pada 2012 menjadi Rp15,44 triliun, dibanding tahun lalu yang sebesar Rp25,67 triliun.

"Sentimen negatif dari bursa AS dan Eropa di sepanjang 2012 masih mempengaruhi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Di tengah keadaan demikian, dolar AS saat ini masih menjadi aset yang paling aman (safe haven) bagi investor asing di tengah ketidakpastian global," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan, menurunnya nilai bersih transaksi saham investor asing pada 2012 mendorong nilai transaksi saham rata-rata harian mengalami tekanan sekitar sembilan persen.

Ia menjelaskan nilai transaksi rata-rata harian pada 2011 tercatat sebesar Rp4,95 triliun, sementara pada tahun ini hanya senilai Rp4,55 triliun.

"Meski rata-rata transaksi harian mengalami penurunan, namun pasar modal Indonesia masih lebih baik dibanding bursa saham regional yang mengalami penurunan transaksi harian hingga 15 persen-20 persen, dan bursa AS sebesar 20 persen-25 persen," ujarnya.

(KR-ZMF)


Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2012