"Sejujurnya kita belum selesai melakukan uji coba kelayakan pada perahu Ben-gas ini, dikarenakan saat ini laboratorium yang ada di ITB untuk menguji kendaraan tersebut sedang penuh. Namun, pada mesin kendaraannya sudah kita telaah, jadi sambil melakukan uji pengembangan terhadap mesinnya, kita juga uji lapangan dengan memasang GPS pada perahu bermotor yang dibagikan kepada nelayan," kata Ketua Tim Peneliti Perahu Ben-gas dari ITB, Profesor Drajat Irianto, di Sungai Raya, Jumat.
Dia menyatakan, dengan pemasangan GPS tersebut, maka pihaknya bisa memantau langsung dari Bogor terhadap aktivitas dan penggunaan perahu bermotor tersebut.
Namun, katanya, dari uji coba awal yang dilakukan, pihaknya potensi pengembangan perahu bermotor dengan bahan bakar bensin dan gas tersebut sangat besar untuk dikembangkan. Bahkan, jika dalam tahun 2013 nanti uji coba ini berhasil, maka Kubu Raya bisa menjadi motor penggerak program ini untuk Indonesia.
"Jika di Solo ada mobil SMK, maka di Kubu Raya ada perahu bermotor dengan penggunaan dua fuel bahan bakar secara sekaligus. Ini sebuah langkah besar dalam penghematan penggunaan BBM bagi masyarakat," katanya.
Drajat menyatakan, dari pihak Kementerian ESDM sendiri saat ini terus mendukung pengembangan perahu bermotor Bengas tersebut. Sebagai bentuk dukungan itu, Kementerian ESDM telah memberikan bantuan awal berupa 55 unit mesin perahu bermotor yang telah menggunakan bahan bakar bensin dan gas kepada masyarakat nelayan Kubu Raya.
"Kalau program ini berhasil, maka dari Kementerian ESDM nantinya akan terus menambah bantuan itu," kata Drajat.
Dia mengharapkan, dengan adanya bantuan tersebut dapat membantu masyarakat nelayan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
"Saya pribadi sangat bangga dengan masyarakat nelayan Kubu Raya yang bisa menerima program ini dengan baik, dan kita harapkan tujuan program ini bisa tercapai dengan baik juga," katanya.
(ANT-171/N005)
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2012
