Pula, Kroasia (ANTARA) - Tim pekerja dengan pakaian terusan putih dan sarung tangan biru di lokasi sekitar enam kilometer dari pantai Adriatic, Kroasia, mengarahkan selang jet untuk membersihkan gumpalan minyak kecil misterius yang melekat sejak tahun lalu, sebelum para turis berdatangan.

"Sebagian besar sudah dibersihkan, musim turis semakin dekat dan turis akan bisa datang, tetapi masih banyak pekerjaan yang tersisa," kata Silvia Buttignoni, direktur organisasi Natura Histrica yang mengelola area-area yang dilindungi di Istria.

Tidak ada penjelasan resmi yang diberikan tentang polusi yang melekat di bebatuan dan dan pantai kapur liar di dekat kota Pula itu. Pantai-pantai yang biasa menjadi lokasi wisata sudah dibersihkan.

Sektor pariwisata menyumbang 20 persen ekonomi Kroasia, yang baru mulai merangkak naik setelah dilanda pandemi COVID-19.

Kegiatan bersih-bersih itu, yang melibatkan partisipasi pertahanan sipil, pemadam kebakaran, serta sukarelawan, sudah berjalan selama berbulan-bulan.

Buttignoni mengatakan bahwa minyak itu menyusup ke celah-celak bebatuan kapur serta berbagai tempat berukuran kecil lainnya. "Kami juga mengoordinasikan operasi pembersihan, tetapi itu bagai pekerjaan yang tidak ada akhirnya,"

Ini bukanlah pertama kalinya minyak terlarut di pantai itu, dan orang-orang perlu tahu penyebabnya, ujarnya.

"Kami tidak bisa hanya menunggu dan khawatir tiap tahunnya, bahwa udara akan membawa tumpahan minyak baru. Pariwisata itu penting, tetapi perlindungan alam lebih penting lagi," katanya kepada Reuters.
 
Dia menambahkan tidak ada indikasi bahwa binatang dan tumbuh-tumbuhan terdampak hal itu.

Media melaporkan bahwa polusi tersebut disebabkan oleh pembangkit listrik termal Rijeka yang berada di dekat situ, yang menurut pihak pembangkit itu pernah mengalami masalah teknis pada November lalu.

Namun, berbagai dugaan tersebut masih belum dapat dikonfirmasi, dan perusahaan itu belum dinyatakan secara resmi bertanggung jawab atas fenomena tersebut.

Kepala departemen wilayah untuk pengembangan berkelanjutan setempat, Mirko Radolovic, mengatakan bahwa gumpalan-gumpalan minyak yang terhanyut dari lautan mempengaruhi hampir enam kilometer pantai yang tidak dihuni di dekat desa Liznjan.

"Akan ada masalah karena (minyak) ini tetap berdatangan meski dalam jumlah kecil," kata Giuliano, seorang warga desa.

"Akan ada masalah dengan pariwisata, ketika para turis datang dan mungkin menginjaknya. Itu menyebar ke mana-mana, tidak bisa dikontrol," katanya, menambahkan.

Sumber: Reuters

Baca juga: 269.000 ton sampah plastik cemari samudra dunia

Pewarta: Mecca Yumna
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023