Jakarta (ANTARA News) - Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan akan menggelar ritual khusus di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII). "Mbah Maridjan sengaja kami datangkan untuk menggelar ritual khusus secara Islami dan Kejawen sebagai bentuk keprihatinan atas terjadinya bencana di DIY dan Jateng," kata Kasi Hubungan Antar Lembaga Kantor Perwakilan Pemprov DIY di Jakarta, Suwarno, Minggu. Menurut dia, selain mendoakan para korban gempa di DIY dan Jateng, kedatangan Mbah Maridjan ke TMII sekaligus untuk mendukung penggalangan dana kemanusiaan. Ia memperkirakan, Mbah Maridjan baru bisa diboyong ke Jakarta dua atau tiga pekan mendatang, setelah pihaknya mendapat kepastian dari keluarga yang bersangkutan. "Beliau dan keluarganya sudah menyanggupi undangan kami, hanya waktunya belum bisa ditentukan," ujarnya. Rencana mendatangkan Mbah Maridjan ke TMII itu, lanjut dia, karena banyaknya warga ibukota yang ingin bertemu dengan tokoh masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi. Sebelumnya Kantor Perwakilan Pemprov DIY di Jakarta membuka posko penggalangan dana kemanusiaan di Anjungan DIY untuk korban gempa yang terjadi Sabtu (27/5) lalu. Dana dan barang yang sudah terkumpul di Posko Anjungan DIY dan enam posko lainnya di Jakarta sudah disalurkan langsung kepada keluarga korban gempa. Nama Mbah Maridjan, kakek berusia 83 tahun itu, menjadi fenomenal setelah menolak dievakuasi menyusul peningkatan status Gunung Merapi dari `siaga` menjadi `awas` pada pertengahan bulan Mei 2006 lalu. Mbah Maridjan tetap bertahan di rumahnya di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY yang jaraknya hanya sekitar tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Alasan dia bertahan karena sedang menjalani `tirakat` dengan `puasa mutih` atau makan nasi tanpa lauk sebagai bentuk ritual agar Gunung Merapi tidak terus-terusan mengeluarkan awan panas.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006